4 Tanda Enggak Terbantahkan Kalau Pacar Melakukan Kekerasan Emosional Pada Kita

By Indra Pramesti, Kamis, 22 Maret 2018 | 07:30 WIB
Hati-hati sama cowok dengan gangguan narsistik ya girls! (Indra Pramesti)

Sama seperti kekerasan seksual, mental, maupun fisik, kekerasan emosional di dalam pacaran juga enggak bisa kita biarkan. Sayangnya, kejadian seperti ini enggak hanya sekali-dua kali terjadi, lho, girls. Bahkan sering banget kita temui kasus serupa.

Jangan sampai kita menjadi korban berikutnya, yuk kenali 4 tanda enggak terbantahkan kalau pacar kita melakukan kekerasan emosional kepada kita.

(Baca juga: Berhenti Bikin Orang yang Melakukan Hal Enggak Penting Jadi Terkenal!)

Manipulasi adalah suatu cara yang dilakukan seseornag untuk memutarbalikkan fakta. Kekerasan emosional berakar dari perasaan egois yang dimiliki oleh salah satu pasangan. Karena ada rasa enggak mau kalah dari pacarnya, akhirnya dia pun melakukan manipulasi.

Dilansir dari EliteDaily, Alessa Conty dari Matchmakers In The City, memaparkan bahwa manipulasi adalah salah satu karakteristik pacar yang abusif. Biasanya dilakukan dengan menyalahkan pacarnya dalam berbagai masalah.

Memang wajar kalau setiap selalu pengin berduaan sama pacarnya. Tapi kalau udah kelewat berlebihan, kita perlu waspada juga, girls. Misalnya, pacar enggak ngebolehin kita buat hangout sama teman satu geng atau melarang saat ikut acara keluarga.

Dari perilakunya ini, bisa dilihat kalau si cowok enggak hanya melarang, tapi juga mengontrol apa yang kita lakukan.

(Baca juga: Yuk, Bongkar Kepribadian Cowok Menurut Hari Kelahirannya!)

Sikap yang posesif berakar dari cemburu. Cemburu yang berlebihan lama kelamaan akan menumpuk, dan timbul lah sikap posesif. Dia merasa ‘memiliki’ kita sepenuhnya.

Pelaku kekerasan emosional dalam pacaran seringkali meremehkan kita seperti memberi komentar yang negatif, atau selalu mengungkit-ungkit kekurangan kita.

Kalau hal ini terjadi secara terus menerus, target pelaku kekerasan emosional akan beralih ke orang-orang terdekat kita seperti sahabat atau keluarga. Tujuannya adalah supaya kita bisa menjauh dari orang-orang yang selama ini menjadi support sistem bagi kita

Dengan sikap pelaku kekerasan emosional dalam pacaran yang kerap mengontrol kita, akhirnya banyak yang beranggapan kalau kita enggak bisa lepas dari hubungan enggak sehat ini.

Kenyataannya, kita bisa kok keluar dari hubungan ini. Dan ini kembali lagi ke sikap kita sendiri. Apakah kita sudah kuat untuk keluar dari hubungan yang merugikan ini? Ingat ya, girls, we deserve better!

(Baca juga: Menurut Zodiak, Siap-siap Sama Perubahan yang Akan Kita Alami di Februari 2018)