Valentine’s Day yang jatuh pada tanggal 14 Februari tiap tahunnya ini menjadi salah satu perayaan menarik yang banyak dilakukan oleh orang-orang di seluruh dunia.
Karena identik dengan kasih sayang, maka seringnya sih hari Valentine ini dirayakan bareng gebetan atau pacar. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan dalam merayakan hari Valentine, dan standarnya sih seperti kasih bunga atau coklat ke orang yang kita suka.
Tapi akan jadi aneh ketika ada perayaan Valentine ini dilakukan dengan ‘lebay’ dan bikin orang tersebut beserta orang-orang di sekitarnya jadi merasa enggak nyaman.
Misalnya, seperti pasangan yang merayakan hari Valentine saat cowoknya kasih 1000 bunga buat cewek dan bunga itu dibuat bertebaran di depan rumah cewek sehingga tetangga jadi merasa risih karena lingkungan mereka jadi kotor dan berantakan karena pada akhirnya, pasangan tersebut enggak membereskan bunga-bunga yang berserakan.
Atau ketika ada cewek jomblo yang galau banget karena enggak punya pacar di hari Valentine! Tentunya hal ini sudah masuk dalam kategori ‘lebay’ yang bikin dia dan orang di sekitarnya jadi merasa enggak nyaman.
Mengenai hal ini, Cewekbanget.id sudah nanya pendapat ke beberapa teman cewek kita nih mengenai tanggapan mereka.
Ini dia tanggapan cewek-cewek Indonesia mengenai Valentine goes wrong, kamu setuju?
“Beberapa orang menganggap bahwa hari Valentine itu penting, harus, dan kudu dirayakan. Karena itu, seringkali beberapa orang menjadi sentimental ketika hari Valentine tiba. Mulai dari menebar keromantisan dengan lebay, atau menjadi galau berat karena masih jomblo di hari Valentine.
Menurut saya, hal ini agak berlebihan dan membuang-buang waktu. Kasih sayang itu tidak hanya dirayakan setiap Valentine, namun setiap hari. Tidak perlu menjadi lebay atau galau.
Kita cukup bersyukur kepada Tuhan karena masih di berikan waktu untuk mengasihi orang-orang disekitar kita, dan cukup menjadikan hari Valentine sebagai pengingat kita bahwa kita patut mengasihi dan dikasihi :)” - Christnina Maharani, 18 tahun.
Setuju nih dengan Christina, karena hari Valentine seharusnya bikin kita menyadari kalau kita harus selalu menyayangi orang-orang yang ada di sekitar kita. Enggak hanya pacar, tapi juga keluarga, sahabat, bahkan tetangga!
“Yang suka salah dari perayaan Valentine adalah anggapan kalau ngasih kado spesial seperti coklat atau ngucapin sayang cuma pada hari itu aja, padahal mengekspresikan cinta kan enggak harus hari itu aja. Terus cowok yang maksa pacarnya buat melakukan hubungan seks dengan alasan "inikan hari kasih sayang, kalo kamu sayang aku yuk kita lakuin itu dong" hmmm ini enggak banget” – Carrol, 17 tahun.
“Menurut aku nih ya dengan adanya moment Valentine ini sebenarnya sih bagus buat moment nunjukin care atau sayang buat orang lain, tapi kayaknya nih ya moment ini tuh juga jadi banyak disalahgunain sama pasangan pasangan yang labil, mungkin banyak yang gunain kesempatan ini buat bergaul dengan pasangannya jadi lebih intim. Hak seseorang sih, tapi sayang aja karena sudah berbeda sama norma yang berlaku disini” – Riley, 21 tahun.
Balik lagi ke prinsip awalnya, apakah hubungan seks itu sebagai tanda cinta? Ada beberapa orang yang memanfaatkan moment Valentine ini sebagai saat yang tepat untuk mengajak pacarnya berhubungan seks.
Benar kata Riley, memang ini pilihan ya namun sebaiknya kita enggak bisa memutuskan bersedia melakukan hubungan seks secepat itu. Dan kalau kata Carrol sih, hubungan yang kayak gini sih enggak banget!
“Valentine goes wrong kalo diidentikkan sebagai hari kasih sayang yang harus kasih bunga, coklat, dinner romantis atau kejutan-kejutan lain. Every day could be hari kasih sayang girls! harus banget cuma setaun sekali? Jadi untuk apa ada 364 hari lainnya?” – Sevrina, 23 tahun.
“Valentine itu biasa aja enggak gimana gimana bahkan enggak pernah ngerayain tuh haha. Yang terpenting dalam kehidupan apalagi soal asmara yang dikaitin sama Valentine itu bukan simbolis dari hari spesial atau apapun itu tapi lebih kepada action sikap aja udh gitu enggak perlu romantis-romantis.” – Andriyani, 23 tahun.
Sevrina mengingatkan kita nih kalau kasih sayang itu ditunjukkannya setiap hari, jangan setahun sekali saja. Enggak lucu ya kalau ada pasangan yang terlihat lovey dovey saat Valentine doang, sedangkan hari-hari biasanya mereka berantem mulu.
Kalau Andriyani ngasih saran nih ke kita, rayain Valentine itu enggak akan ada maknanya kalau pada dasarnya sikap nyata kita enggak nunjukkin kalau kita sayang sama gebetan atau pacar.
Percuma kalau pas Valentine kasih coklat dan bunga, kalau sikap dia biasanya enggak nunjukkin kalau dia menghargai pacarnya.
“Pake baju couple warna pink terus nge-date seharian dan di-posting ke semua media sosialnya tapi kalau bukan pas Valentine enggak ada acara buat-buat kayak gitu. Apalagi kalau realitanya mereka enggak seromantis yang mereka umbar gitu. Hmm pencitraan banget sih jatuhnya.” – Dewi, 20 tahun.
“Bela-belain beli cokelat yang gede banget atau nyiapin makan malam spesial buat pacar tapi gak ngelakuin apa-apa buat orang tua. Emang sih sampe kapan pun kita gak bakal bisa ngebalas kasih sayang orang tua, tapi mereka akan lebih bahagia kalau juga kita perlakukan secara spesial layaknya pacar, kan?
Atau ngerayain Valentine cuma biar bisa posting di Instagram. Padahal sehari-harinya suka nyinyirin pasangan yang pamer kemesraan di media sosial” – Annisa, 20 tahun.
Ungkapin kasih sayang ke pacar, terus enggak tahu caranya ungkapin rasa sayang ke orang tua? Hmm setuju sih sama pendapat Annisa yang bilang kalau orang tua juga pasti akan bahagia kalau kita perhatian ke mereka kayak kita perhatian ke pacar bahkan harusnya lebih perhatian dong ke orang tua.
Terlebih lagi ketika dia ngomongin orang yang pamer kemesraan di media sosial, tapi dia sendiri melakukannya pas hari Valentine! Menurut pendapat Dewi sih bisa jadi ini hanya pencitraan ya.
Merayakan hari Valentine sebagai hari kasih sayang sebenarnya enggak masalah kalau cuma pengin ikutan euforianya saja.
Asalkan, harus diiringi juga dengan sikap konsisten dari diri kita ke orang-orang yang kita sayangi. Jangan hanya sehari saja nih ungkapin rasa sayangnya, tapi seharusnya tiap hari dan tiap saat.
Selain itu, kita juga harus waspada, jangan sampai hari Valentine ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang ‘mengambil kesempatan dalam kesempitan’.
Jangan sampai, kita melakukan hal yang bisa membuat kita menyesal seumur hidup hanya karena merayakan Valentine!