Pernah mendengar istilah honor killing, girls? Sering kita mendengar berita tentang seorang perempuan yang sengaja dibunuh oleh anggota keluarganya sendiri karena dianggap bikin malu.
Seringnya ini terjadi di banyak negara tapi umumnya sering terjadi di Asia Selatan, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Beberapa orang percaya ini hukuman yang pantas bagi perempuan karena sudah melanggar aturan dan membawa aib bagi keluarga.
Tahun 2016 lalu, yang bikin heboh, seorang model Pakistan dibunuh oleh anggota keluarganya karena foto-fotonya dianggap terlalu seksi. Ironisnya, dia menjadi model untuk membantu keuangan keluarga.
(Baca juga: kisah menyedihkan perempuan yang dibunuh atas nama kehormatan alias honor killing)
There is no honor in honor killing. Hal ini menjadi sorotan para aktivis dalam memandang hal ini. Sebenarnya apa, sih, honor killing itu?
Menurut Centre for Transnational Development and Collaboration, Honor merujuk ke kata ‘ird atau sharaf dalam bahasa Inggris. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan kesucian seseorang, yang dalam hal ini perempuan. Baik dari sefgi fisik berupa keperawanan, juga penampilan.
Dan juga merujuk ke citra seorang perempuan di depan umum, misalnya di lingkungan tempat tinggal. Bagi kepercayaan di beberapa negara di Asia dan Timur Tengah, kesucian citra sosial ini sama pentingnya dengan fisik.
Ketika seorang perempuan melakukan sesuatu yang dianggap melenceng dari norma dan ekspektasi sosial, misalnya dalam hal pakaian, memiliki hubungan dengan lawan jenis, memilih calon suami, menolak perjodohan dan nikah paksa, keinginan untuk bercerai, itu termasuk alasan terjadinya honor killing. Karena tindakan ini dianggap membawa aib bagi keluarga.
Sehingga tidak heran jika honor killing ini terjadi karena alasan yang mungkin kita anggap sepele, seperti bersikap terlalu terbuka, bicara dengan cowok yang tidak punya hubungan keluarga, bahkan di telepon sekalipun.
(Baca juga: kisah cewek yang diperkosa oleh gebetannya dan mengalami diskriminasi)
Umumnya, rata-rata korban honor killing ini berusia 17 – 36 tahun, dan tidak jarang juga terjadi pada remaja, mengingat pernikahan paksa atas anak-anak dan remaja masih marak. Jika ada yang menolak untuk dinikahkan paksa, bisa saja dia menjadi korban honor killing karena penolakan berarti memberi aib bagi keluarga.