4 Hal Penting yang Perlu Diketahui dari ‘Body Dysmorphic Disorder’ Alias Merasa Malu Dengan Penampilan

By Indra Pramesti, Jumat, 11 Mei 2018 | 13:30 WIB
(Indra Pramesti)

Wajar kalau terkadang kita merasa insecure dengan kondisi wajah kita yang tiba-tiba muncul jerawat, ketika salah potong rambut atau ketika ada orang yang mengomentari warna kulit kita.

Tapi kalau kita terlalu lama merasa malu dengan penampilan kita sampai berujung stres dan depresi, maka kita perlu wasapada dengan kemungkinan penyakit bernama ‘Body Dysmorphic Disorder’ (BDD).

Orang yang menderita penyakit ini cenderung bersikap berlebihan dengan kekurangan yang dia miliki yang bahkan enggak diketahui banyak orang. Obsesi yang berlebihan terhadap kekurangannya ini akhirnya membuat stres dan depresi.

Dilansir dari Seventeen.com, direktur program National Eating Disorders Association, Lauren Smolar memaparkan bahwa Body Dysmorphic Disorder adalah penyakit yang lebih dari perasaan insecure. Seseorang yang menderita BDD akan menganggap kekurangannya akan memengaruhi cara orang lain menilai dia, sehingga penderita BDD akan berusaha keras untuk mengubahnya.

Biar kita enggak menjadi salah satu yang menderita BDD, yuk, kenali lebih lanjut soal penyakit ini!

(Baca juga: Dampak Menakutkan Dari Jerawat yang Enggak Banyak Kita Ketahui)

Kalau kita punya salah satu teman yang kerap menghabiskan waktu yang lama di depan kaca sampai sering telat, mungkin kita perlu mencari tahu penyebabnya. Kalau cuma berdandan sih enggak masalah, tapi kalau sahabat kita sudah mulai malu dengan penampilan sehingga ragu-ragu buat keluar rumah tanpa menghabiskan wkatu yang cukup lama di depan kaca, hal ini lah yang perlu diwaspadai.

Kalau seorang teman kita menderita BDD, enggak seharusnya kita menganggap dia terlalu peduli sama diri sendiri atau sengaja menyombongkan diri. Karena yang dia butuhkan adalah support kita.

BDD juga ada kaitannya dengan keinginan seseorang untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal. Cara yang biasanya dilakukan adalah dengan melakukan diet ekstrim, meski begitu BDD bukan termasuk ke dalam eating disorder.

Dr. Smolar menyatakan bahwa enggak semua orang yang menderita BDD juga menderita eating disorder, meskipun keinginannya untuk mengubah bentuk tubuhnya begitu besar.