Double standard alias standar ganda adalah ukuran moral dengan membuat penilaian terhadap subjek yang berbeda. Contoh paling dekat yang sering kita temui adalah ketika seorang cewek menangis, maka hal tersebut dianggap wajar. Tapi ketika cowok yang menangis, cowok tersebut dianggap lemah.
Penilaian moral tersebut sering banget kita temui di Indonesia dan biasanya dilakukan sebagian orang buat mengadili perilaku orang lain yang punya perbedaan prinsip, kelompok, agama, maupun ras.
Berikut ini adalah standar ganda yang sering kita jumpai sehari-hari. Pernah mengalaminya?
Ketika menonton pertandingan sepak bola, enggak sedikit kita melihat mereka memakai atribut-atribut yang melambangkan klub kesukaan mereka. Sementara mayoritas penggemar fandom adalah mereka juga suka memakai atribut yang mewakili seleb atau musisi yang mereka sukai. Bahkan ada juga yang suka melakukan cosplay.
Dua kelompok ini punya tujuan yang sama, yakni sebagai bentuk mengidolakan dan menunjukkan dukungan. Sayangnya, dua kelompok ini mendapat perlakuan yang berbeda. Sebagian orang berpendapat kalau yang pendukung olahraga dianggap normal, sementara fandom dianggap sebagai sekelompok orang yang aneh, begitu pun sebaliknya.
Untuk beberapa orang, cowok yang toples di depan umum sering dianggap sebagai perilaku yang normal, sementara untuk ibu menyusui di depan umum, hal tersebut dianggap tabu, bahkan enggak jarang ada yang mendapat judgment atau bahkan dianggap enggak mematuhi norma.
Cowok yang vokal dan berani mengungkapkan pendapatnya dianggap sebagai orang yang memiliki jiwa kepemimpinan. Sementara kalau cewek yang berani menyuarakan opininya dianggap sebagai orang yang agresif, suka mengatur dan arogan.
Ketika sesama teman cewek saling memuji penampilan satu sama lain, hal tersebut bakal dianggap wajar. Tapi ketika sesama teman cowok saling memuji satu sama lain, hal tersebut dianggap aneh. Bahkan banyak cowok yang anti melakukan hal tersebut.
Pelecehan dan kekerasan baik fisik, seksual hingga emosional sering ‘hanya’ menganggap pihak cowok yang mungkin menjadi pelakunya. Sementara kalau cewek yang melakukan tindak pelecehan/kekerasan, hal tersebut sering dianggap enggak mungkin.
Padahal kenyataannya, tindak pelecehan/kekerasan juga bisa dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan.
Kasus yang baru-baru ini terdengar adalah kasus yang menimpa penyanyi populer Amerika Serikat, Katy Perry. Katy diklaim melakukan pelecehan kepada salah satu cowok peserta audisi acara musik dengan sengaja menciumnya tanpa izin dan membuat peserta audisi tersebut enggak nyaman.
Banyak yang pro dan kontra dengan kasus tersebut, tapi seperti yang kita tahu, enggak meminta izin dan membuat seseorang merasa enggak nyaman adalah salah satu bentuk pelecehan juga. Nah, kalau menurut kamu gimana, nih, girls?
Masih banyak double standard alias standar ganda yang sering kita temui sehari-hari. Apakah kamu pernah menemui atau bahkan mengalaminya juga?
(Baca juga: Beda Cara Cowok VS Cewek Menangkap Maksud Perkataan Saat Berpacaran. Pantes Sering Berantem!)