Begini Ujian Akhir SMA di Korea, Jepang, dan 5 Negara Lainnya

By Andien Rahajeng, Selasa, 15 Mei 2018 | 14:30 WIB
Beda banget sama di Indonesia (Andien Rahajeng)

Di akhir semester, siswa kelas 3 SMA di Finlandia akan mengikuti test Ylioppilastutkinto. Tes ini akan menentukan kelulusan mereka dari SMA

Tes ini disebut juga tes matrikulasi karena sekaligus menyeleksi siswa yang akan masuk ke perguruan tinggi. Tapi beberapa perguruan tinggi di Finlandia juga ada yang menyelenggarakan seleksi mandiri selain Ylioppilastutkinto.

Ylipilastutkinto diadakan setiap musim semi. Mulai musim semi 2019, sistem pengerjaan test ini akan dibuat sepenuhnya berbasis komputer.

(Baca juga: 5 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jelan UNBK)

Exit Exams dan SATs di Amerika Serikat

Beberapa tahun terakhir, sebagian negara bagian di Amerika Serikat memberlakukan High School Exit Exams untuk menentukan kelulusan siswa SMA. Namun test ini dianggap enggak membantu para siswa di masa depan, dan justru menyulitkan jika ada siswa yang enggak lulus tes.

Akhirnya banyak sekolah yang memilih untuk tidak menyelenggarakan tes ini. Tes SATs adalah tes yang lebih umum dilakukan para lulusan SMA karena akan menentukan perguruan tinggi yang akan mereka dapatkan.

Tes ini cukup membuat banyak siswa stres karena memakan waktu lebih dari 3 jam untuk soal pilihan ganda, dan 50 menit untuk mengerjakan essay. Selain itu biaya untuk mengikuti SAT juga terbilang mahal, yaitu $45 untuk tes pilihan ganda dan $57 untuk tes essay. Kebayang kan, girls, stresnya kalau enggak lulus.

General Certificate of Secondary Education di Inggris

Persiapan untuk tes GCSE di Inggris biasanya berlangsung selama 3 tahun dan sudah dimulai sejak kelas 9.

Tes ini mencakup 5 mata pelajaran wajib, seperti Bahasa Inggris, Matematika, Sains, Bahasa Asing, dan Geografi/Sejarah.

Di Inggris, penilaian dilakukan dengan memberi nilai 1 sampai 9, dan U untuk tidak lulus (Ungraded). Kalau tidak lulus, GCSE bisa diambil ulang tahun depan.