Drama Korea memang paling juara dengan kisah romantisnya yang sering ditunjukkan lewat cerita pasangan di drama Korea. Tindakan fisik maupun verbal yang dilakukan oleh karakter di drama kepada pasangannya, bisa bikin kita merasa baper karena merasa adegan tersebut romantis.
Namun, pernah enggak menyadari kalau ternyata beberapa adegan yang disebut ‘romantis’ itu sesungguhnya memiliki unsur kekerasan, lho! Baik itu kekerasan biasa maupun sudah termasuk pelecehan. Terlebih lagi dengan adanya gerakan #MeToo yang sudah mulai masuk ke Korea, tayangan drama Korea yang memiliki unsur kekerasan dan pelecehan jadi topik pembicaraan yang hangat saat ini.
Kalau kita perhatikan, ada tndakan yang jelas terlihat bentuk kekerasan dan pelecehan, tapi anehnya jadi dibuat seperti adegan romantis karena dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai. Tentunya ada banyak pendapat mengenai hal ini, ada yang mengatakan kalau itu bukan tindakan kekerasan maupun pelecehan, tapi ada juga yang menganggap tindakan tersebut jelas melanggar hukum.
Benar enggak sih, adegan kekerasan dan pelecehan di drama Korea yang suka disalahartikan sebagai adegan romantis? Lihat lebih lengkapnya di bawah ini.
“Aku merasa enggak nyaman kalau ngeliat ada adegan yang seakan 'dipaksakan' tapi ujung-ujungnya dibuat adegan itu romantis. Mungkin budaya di sana beda sama kita, tapi aku rasa kalau ada seseorang yang melakukan paksaan pada orang lain, apalagi ada kaitannya dengan hubungan fisik maka bisa jadi pelecehan sih.
Masa mengungkapkan perasaan suka atau cinta harus dipaksakan, pasti kan harusnya enggak kayak gitu ya. Kayak ada adegan di drama Our Gab Soon, pas cowoknya maksa ceweknya dan disenderkan ke dinding, lalu dipaksa cium gitu. Kalau itu sungguhan terjadi, kita yang melihat kejadian itu juga pasti marah. Apalagi kalau kita yg menjadi korbannya. Meskipun itu dilakukan sama pacar, tapi tindakannya sudah keterlaluan sih menurutku.” – Dini, 21 tahun
Benar kata Dini, mungkin budaya di sana dengan di sini berbeda, tapi ketika ada hal yang sudah mengganggu kenyamanan, tentunya ini enggak bisa ditolerir hanya karena dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai. Nyatanya, kekerasan dan pelecehan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang yang kita percaya. Masih ada jalan lain yang bisa ditunjukkan oleh seseorang sebagai ungkapan rasa sayang dan suka.
Mungkin kita harus melihat lagi, sebenarnya bagaimana bentuk dan bedanya rasa sayang dan juga nafsu. Jangan sampai, menjadikan rasa sayang sebagai alasan dari rasa nafsu yang sebenarnya. Sama dengan kekerasan dan pelecehan, enggak bisa dibenarkan ketika rasa sayang dan cinta dijadikan alasan sebagai pembenaran tindakan kekerasan serta pelecehan.
“Kalau menurut aku, kissing yang ditembok itu enggak pemaksaan, karena kalo udah sentuhan bibir, berarti ceweknya juga mau. Kalau enggak mau, dia bisa aja nendang atau melakukan perlawanan lain. Terus ketika tangan ditarik atau tangannya dimasukkan ke jaket, itu maksa sih menurutku” – Nuke, 21 tahun.
Ketika dua orang melakukan skinship atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan fisik dan intens, pastinya jika memang dilakukan dengan niat yang enggak dipaksakan, maka ini memang bukan tindakan pelecehan.
Betul kata Nuke, jika si cewek merasa ‘dipaksa’ maka dia bisa melakukan tindakan pembelaan diri, dari yang sederhana misalnya melakukan tendangan, tamparan, atau hal lainnya.
Tapi jika adegan selanjutnya mereka berdua enggak masalah dengan tindakan tersebut, maka mereka berdua enggak melakukan kesalahan. Jadi cewek enggak selalu jadi korban, jika dirinya memang merasa enggak masalah dengan tindakan tersebut.
Masalahnya, sering banget kita menemukan wrist grab di drama Korea. Seperti si cowok menarik agar si cewek mengikutinya atau ketika dia marah lalu menarik tangan si cewek.
“Jadi kalau menurutku sih skinship di drama Korea yang kayak tiba-tiba ditarik dipeluk tuh enggak masalah sih asal kalo di drama konteksnya jelas kayak memang suka sama suka atau pacaran. Tapi kalau misalnya mereka bener-benar konteksnya orang asing menurutku nggak bener juga sih. Jangan sampai penonton salah paham antara romantisme dan harassment” – Sidney, 20 thn
Pelukan termasuk tindakan yang intens, karena enggak bisa dilakukan dengan sembarangan orang, terlebih jika tidak ada persetujuan dari kedua belah pihak. Bahkan jika statusnya pacaran pun, jika tidak ada persetujuan, tetap saja hal ini tidak boleh dilakukan.
Di beberapa drama Korea, kita melihat ada adegan ketika cowok memaksa gendong cewek dengan berbagai macam alasan.
Ada yang dibikin ‘kesannya’ romantis, ketika misalnya kaki cewek terkilir sehingga dia kesulitan berjalan, lalu ketika cowok menawarkan akan menggendongnya, cewek tersebut menolak.
Lalu adegan selanjutnya cowok tersebut akan menggendong paksa cewek tersebut. Niatnya mungkin baik, karena memang cewek tersebut sulit berjalan dan yang ada nanti akan merasakan sakit pada kakinya, jadi cowok inisiatif menggendong.
Namun kalau kita lihat dari sisi ceweknya, mungkin saja enggak dia ungkapkan tapi dia merasa takut ketika harus digendong oleh cowok yang bukan ayah atau keluarganya. Ini adalah hak cewek tersebut mau atau enggaknya dia digendong, dan bisa saja cewek tersebut memilih menahan rasa sakit dengan berjalan sendiri dibandingkan tubuhnya harus disentuh dengan cowok.
Hal ini bisa kita lihat di drama Radio Romance, ketika Ji Soo Ho (Doojoon ‘HIGHLIGHT’) menggendong Song Geu Rim (Kim So Hyun) karena kakinya terkilir.
Enggak ada kekerasan fisik ketika seseorang dibentak, tapi itu termasuk kekerasan verbal yang haru skita ketahui.
Dibentak, bisa membuat kita merasa enggak nyaman, terhakimi, merasa disalahkan, dan bisa melukai perasaan. Memang secara fisik kita merasa enggak sakit, tapi secara mental kita sangat terluka jika dibentak, apalagi sama pacar sendiri. Komunikasi yang baik itu berjalan dengan kepala dingin antara kedua belah pihak, bukan dengan membentak karena hal ini bisa menunjukkan keinginan salah satu pihak untuk mendominasi.
Di drama Korea contohnya banyak terjadi di The Heirs, karena tanpa kita sadari, karakter Kim Tan (Lee Min Ho) yang pemarah dan emosian, beberapa kali membentak Cha Eun Sang (Park Shin Hye).
Mungkin sebagai pembelaan, dikatakan kalau Kim Tan memang punya temperamen yang pemarah, dan itu adalah bentuk peduli dari Kim Tan pada Cha Eun Sang. Namun kalau ini menjadi kenyataan, apakah bisa seseorang bertahan dengan orang yang sering membentaknya?
Pada akhirnya kita harus bisa bijaksana dalam menonton drama Korea. Setiap adegan yang kita tonton, bisa kita bayangkan sendiri apakah kejadian tersebut wajar jika terjadi sungguhan di dunia nyata.
Coba sedikit berandai jika kita yang mengalami hal itu, apakah kita bisa menolerirnya atau enggak. Sebaiknya, drama yang kita tonton dijadikan hiburan semata dan yang positif bisa kita ikuti. Namun jangan sampai kita menyepelekan hal yang sebenarnya sensitif hanya karena di drama Korea enggak menganggap hal tersebut serius.
So, enjoy saja menonton drama Korea, dan semoga kita enggak pernah mengalami kekerasan atau pelecehan dari orang yang kita percaya, terutama pacar kita sendiri girls!