Ini Dia Perbedaan Kuliah di Amerika, Korea dan Indonesia!

By Indra Pramesti, Senin, 2 April 2018 | 04:37 WIB
Banyak perbedaannya, lho! (Indra Pramesti)

Setiap negara memiliki budaya dan ciri khas masing-masing, begitu pula ketika di universitas masing-masing. Yuk cari tahu perbedaan kuliah di Amerika, Korea, dan Indonesi!

(Baca juga: Benarkah Cowok Suka Ngirim Kode Membingungkan? Ini 5 Fakta Di Balik Kode Membingungkan dari Gebetan!)

Di Amerika mahasiswa memiliki banyak pilihan untuk masuk ke suatu universitas. Bisa dengan menggunakan menulis esai kreatif atau menyertakan nilai kegiatan ekstrakurikuler. Mahasiswa di Amerika juga diperbolehkan untuk mendaftar di jurusan yang enggak terlalu diminati atau yang enggak terlalu tinggi grade-nya supaya bisa diterima di kampus, kemudian mengubahnya menjaadi jurusan yang dia inginkan.

Sementara di Korea, enggak terlalu banyak pilihan. Di lingkungan yang kompetitif secara akademik, calon mahasiswa harus memiliki nilai yang bagus supaya bisa masuk dalam proses masuk universitas. Mahasiswanya juga enggak diperbolehkan utnuk sembarangan mengganti jurusan mereka, sekalipun mereka enggak nyaman dengan jurusan yang dia pilih.

Indonesia enggak jauh beda dengan Korea. Calon mahasiswa harus memiliki nilai yang baik untuk bisa lulus dan diterima di kampus idaman mereka. Mahasiswa juga enggak boleh sembarangan berpindah-pindah jurusan, lho.

Buku kuliah di Amerika sangatlah mahal, sehingga umumnya para mahasiswa sering menyewa ebooks, beli buku bekas, atau meminjam di perpustakaan.

Di Korea, buku-buku penunjang mata kuliahnya enggak terlalu mahal. Rata-rata di bawah 100.000 won atau setara dengan di bawah satu juta rupiah. Di Korea juga enggak terlalu banyak penyewaan seperti di Amerika.

Sementara itu di Indonesia, mahasiswa diberi banyak pilihan untuk menggunakan buku kuliahnya, dengan membeli, membeli buku bekas, ebooks, meminjam di perpustakaan, bahkan ada juga yang digandakan dengan fotokopi.

Untuk tempat tinggal mahasiswanya, universitas di Amerika menyediakan dorm alias asrama. Umumnya digunakan bagi mahasiswa selama satu tahun. Setelahnya, mereka kebanyakan pindah ke satu apartemen dengan temannya.

Di Korea, mahasiswa kebanyakan pulang pergi ke rumahnya atau pindah ke rumah yang lokasinya terletak lebih dekat dengan kampus. Ada juga mahasiswa yang memilih untuk menyewa studio apartemen seorang diri.

Sementara di Indonesia, bagi yang universitasnya enggak jauh dari rumah, mereka lebih memilih untuk pulang-pergi. Tapi yang jauh atau merantau di universitas yang beda kota, mahasiswa Indonesia lebih memilih untuk tinggal di rumah kost.

Dibandingkan dengan Amerika, mahasiswa di Korea cenderung lebih sering melakukan kerja part time. Ini juga tuntutan karena mereka harus membiayai apartemen yang dia sewa seorang diri.

Sementara itu, mahasiswa di Indonesia juga enggak jarang melakukan kerja part time meskipun enggak terlalu umum. Pekerjaan yang sering dilakukan seperti mengajar atau menulis artikel.

Mahasiswa di Korea enggak diperbolehkan untuk memakai baju olahraga atau baju piyama ke kampus. Mereka harus terlihat trendy dan enak dipandang. Jadi enggak heran mahasiswa-mahasiswa ini akan jarang banget menggunakan sweat pants, jogger pants, atau T-shirt yang sudah lama. Mahasiswanya harus tampil trendi dan memakai baju yang sesuai buat ke kampus.

Sebaliknya, mahasiswa Amerika lebih mementingkan kenyamanan saat belajar, jadi mereka diperbolehkan memakai hoodies, legging atau baju-baju dari universitas mereka. Kalau terlalu dandan, malah kelihatan aneh banget.

Sementara di Indonesia, untuk mahasiswa fakultas tertentu mereka diwajibkan untuk memakai baju yang sopan dan berkerah. Sementara ada juga fakultas yang mengizinkan mahasiswanya utnuk memakai T-shirt atau hoodie. Tapi yang pasti, mahasiswa di Indonesia selalu diwajibkan untuk memakai sepatu.

Dalam masa perkuliahan, networking menjadi hal yang penting. Mahasiswa di Amerika contohnya, mereka akan lebih mudah untuk membaur dan kesenioritasan pada mereka justru membantu satu sama lain untuk menemukan teman yang punya kesukaan yang sama.

Mahasiswa di Korea juga suka membangun komunikasi dan keakraban satu sama lain dengan hangout bareng meski enggak terlalu sering. Saat masa orientasi, mahasiswa dari segala angkatan juga akan mengenal satu sama lain. Tapi tetap saja, mahasiswa di Korea harus menjalani hubungan yang ketat antara senior dan junior.

Sementara itu di Indonesia, kita memang mengenal senioritas, meski enggak terlalu ketat seperti di Korea. Mahasiswanya juga bisa membaur dengan kakak tingkat sekalipun, meski tetap tahu batasannya.

(Baca juga: Belajar dari Kasus Pembunuhan Perempuan Oleh Si Kembar Supir Taksi Online)