5 Kisah Perjuangan Siswa di Indonesia dalam Menuntut Ilmu yang Menyentuh Hati, Mengharukan!

By Indah Permata Sari, Rabu, 11 April 2018 | 08:45 WIB
foto : tribunnews.com (Indah Permata Sari)

Jembatan ini sudah setengah putus, sehingga ketika menyebrang menggunakan jembatan ini, mereka harus berpengangan dengan sangat kuat karena pijakan kaki mereka hanya mengandalkan tali saja.

Sebenarnya ada jembatan alternative yang aman, namun jarak yang ditempuh lebih jauh dan membutuhkan waktu tambahan 30 menit dengan berjalan kaki.

Mereka menyebrang tanpa ada pengaman sama sekali. Setelah kisah ini viral di tahu n 2016, sebuah perusahaan bernama PT Krakatau Steel bekerja sama dengan beberapa LSM membangun jembatan untuk mereka.

Sama juga nih bagi anak-anak yang bersekolah dari desa Batu Busuk, mereka juga harus menyebrangi sungai dengan hanya berpegangan dan menginjak pada satu utas kawat baja.

Selain itu, mereka juga pergi sejauh tujuh mil melalui hutan untuk mencapai sekolah mereka di kota Padang.

Dilansir dari laman , murid-murid di kampung pedalaman di Sinjai ini berjalan kaki sekitar dua kilometer untuk bisa sampai ke sekolah mereka di puncak Boja.

Mereka harus melintasi anak-anak sungai, jalanan terjal yang berliku, mendaki, menuruni bukit, hutan produktif seukuran satu meter hingga jalan berlumpur.

Enggak ada jalan memadai, hanya ada jalan setapak ukuran 2,5 meter, dan penerangannya juga enggak ada.

(Baca juga :)

Dilansir dari laman , demi tetap sekolah, Okti mengayuh sepedanya sejauh 25 kilometer menuju sekolahnya di MAN 1 Yogyakarta di Jalan C. Simanjuntak.

Rumah Okti berada di Bantul dan dia mengaku waktu yang dihabiskan untuk pergi sekolah dari rumah adalah sekitar 2 jam, jadi dia berangkat dari rumah jam 5 pagi.

Naik sepeda adalah satu-satunya cara karena dia enggak punya motor dan juga biaya untuk naik bus. Okti pun mengatakan dia enggak mau menambah beban orang tua, karena ayahnya sekarang membantu ibu di warung dan juga ada adiknya yang juga harus bersekolah.