Dilansir dari KidsHealth.org, ada beberapa masalah medis yang bisa memicu penundaan masa pubertas. Di antaranya seperti, penyakit kronis seperti, penyakit ginjal, diabetes, cystic fibrosis, dan asma. Malnutrisi dan kurang berat badan juga menyebabkan pubertas terhambat.
Ada kemungkinan juga kita memiliki genetik late bloomer dari orang tua atau kakek-nenek kita. Late bloomer adalah kondisi di mana seseroang mengalami pelambatan pada perkembangan tubuhnya. YourHormones memaparkanaada setidaknya 90% kasus penundaan pubertas karena constitutional delay. Yang artinya, pubertas terjadi di masa kanak-kanak yang sehat tapi kemudian semakin lambat perekmbangan fisiknya hingga di bawah rata-rata.
Yang jelas, masa pubertas adalah masa di mana kita bisa mengetahui perkembangan fisik tubuh kita. Setiap orang pasti mengalaminya, dan saat ini giliran kita yang mengalami. Jadi enggak perlu ada keinginan buat menunda atau menghambatnya.
Kita juga enggak perlu stres kalau masa pubertas yang kita alami terjadi lebih awal, atau lebih lambat dari teman-teman kita. Tapi kalau kita menganggap penting buat menghwatirkannya, kita bisa segera berkonsultasi kepada dokter supaya kita bisa mengenal tubuh kita lebih baik lagi.
(Baca juga: First Date Paling Cocok Buat Kita Menurut 16 Kepribadian (MBTI))