Atasi 3 Masalah Dengan Guru yang Sering Terjadi di Kelas Dengan Tips & Trik Berikut Ini!

By Indra Pramesti, Rabu, 25 April 2018 | 04:00 WIB
Ilustrasi tindakan kekerasan oleh guru terhadap murid. Foto: askkpop.com (Indra Pramesti)

Di luar keinginan kita, kadang punya masalah dengan guru jadi sesuatu yang sulit dihindari. Biar enggak berlarut-larut, yuk atasi 3 masalah dengan guru yang sering terjadi di kelas dengan tips & trik berikut ini!

(Baca juga: 6 Kesalahpahaman Tentang Kesepian yang Enggak Perlu Kita Percaya)

Entah apa kesalahan yang sudah pernah kita buat, guru tertentu enggak suka sama kita. AP pun yang kita kerjakan jadinya selalu terlihat salah. Duh!

Tak kenal maka tak sayang. Mungkin secara penampilan dari luar tampang kita seperti murid bermasalah. Belum lagi nilai kita yang biasa-biasa aja pada pelajaran yang dia ajarkan. Jadi enggak ada salahnya kita mulai bermah-tamah dengan guru itu. Kalau ketemu di luar jam pelajaran, tegur dengan ramah. Kalau punya kesempatan ngobrol, kita juga bisa tanya soal hal-hal ringan di luar pelajaran, seperti hobi atau film kesukaannya.

Coba evaluasi diri sendiri, apakah ada hal-hal negatif yang pernah kita lakukan ke guru itu di kelas atau di tempat lain, di luar kesadaran atau ingatan kita. Dan ketika si guru sedang mengajar, usahakan kita selalu waspada untuk selalu mengikuti aturan mainnya, entah itu mengerjakan tugas dan PR tepat waktu, aktif saat diskusi atau enggak ngobrol sendiri saat dia menjelaskan.

Tanpa sengaja kita pernah berbuat kesalahan dengan guru. Bisa itu ketahuan nyontek, lupa bikin PR atau kebadungan lain. Sejak saat itu, guru selalu mencap kita dengan ‘dosa’ itu.

Kepercayaan adalah harga yang mahal dan ketika kita berbuat salah, kadang konsekuensi yang harus kita bayar juga berat. Enggak semua orang dengan mudah mempercayai kita. Makanya kita harus berusaha memperoleh lagi kepercayaan itu. Kadang bis asatu semester atau bahkan satu hingga dua tahun. Yang penting kita tunjukkan pada guru itu, kalau kita bisa berubah dan enggak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Cap negatif tertentu pada kita bisa jadi muncul dalam pikiran guru dia enggak cukup mengenal kita. Jadi daripada setengah mati membuktikan kita bukan tukang nyontek, ada baiknya menunjukkan sisi baik kita yang lain, misalnya: suka bikin kegiatan sosial, senang buat proyek craft alias kerajinan tangan, suka memasak, suka fotografi atau suka menyelamatkan hewan yang terlantar. Bukan buat pamer, lho, tapi supaya guru lebih mengenal kita, enggak cuma di permukaan.

Kita punya sahabat, kakak, atau adik yang satu sekolah dengan kita. Sayangnya kemampuan dan prestasi kita berbeda dengan mereka. Guru pun jadi sering membanding-bandingkan kita dengan mereka.

Kita pasti diabndingkan dengan yang lebih hebat dan lebih pintar dari diri kita. Kalau memang itu kenyataannya, tunjukkan kalau kita mengakuinya dan tidak membantahnya. Tanggapi dengan respon yang ringan dan ceria. Kalau kita menunjukkan sikap enggak suka, ini makin memperkuat keyakinan si guru kalau kita memang ‘kurang’.

Tiap orang pasti punya kelebihan masing-masing. Ini mungkin yang belum dilihat guru dari diri kita. Jadi kalau kita enggak jago bahasa Inggris seperti kakak kita atau jago Matematika seperti sahabat kita, buktikan kita punya prestasi lain. Misalnya kita jago ekskul atau jago di pelajaran sejarah.

Hal yang paling pahit adalah sampai kapan pun dan seberapa pun keras usaha kita, guru itu enggak akan pernah berubah. Jangan-jangan kita harus menerima sampai kapan pun dicap sebagai ‘si tukang rebut di kelas’, diperlakukan jutek oleh guru atau diabding-bandingkan. Yang penting jangan ulang kesalahan yang sama. Dan tenang aja, girls, masa sekolah pasti akan selesai dan kita terlepas dari guru itu. Percaya deh, enggak hanya kita yang mengalmainya. Coba sharing dengan teman lain yang mengalami nasib sama. Kelak bis ajadi cerita yang lucu untuk dikenang, lho!

(Baca juga: 5 Alasan Cewek Lama Jomblo Menurut Penulis Buku Tentang Hubungan)