Mengenal Perbedaan TOEFL & IELTS Beserta Kegunaan dan Tips Biar Gampang Lulus Tes!

By Indra Pramesti, Rabu, 16 Mei 2018 | 10:45 WIB
Buat yang pengin kuliah di luar negeri, wajib tahu! (Indra Pramesti)

IELTS (International Language Testing System) umumnya digunakan untuk persyaratan pendaftaran di institusi negara Australia, Inggris, dan Selandia Baru. IELTS merupakan ujian kemampuan bahasa Inggris yang diselenggarakan bersama oleh Universitas Cambridge, British Council dan IDP Education Australia. Bahasa Inggis yang digunakan dalam tes adalah British English.

Peserta tes IELTS boleh memilih Modul Akademik bagi yang pengin mendaftar di universitas dan pendidikan tinggi lainnya atau Modul Pelatihan Umum bagi yang berencana mengikuti pelatihan non akademik untk memperoleh pengalaman kerja atau untuk tujuan keimigrasian.

Tes IELTS menilai setiap bagian dengan skor 0-9, yang kemudian akan dirata-rata untuk skor akhir dalam skala 0-9, di mana setiap skala mendeskripsikan seberapa jauh kemampuan bahasa Inggris kita.

Tes IELTS mewajibkan peserta untuk menuliskan jawaban mereka. Ada 4 bagian yang diujikan, yakni; listening, speaking, reading dan writing. Pada speaking section, peserta akan diminta untuk berbicara dengan seorang penilai langsung dengan durasi 12-14 menit. Peserta akan ditanya beberapa pertanyaan tentang dirinya sediri dan sebuah topik tertentu.

1. Untuk mempersiapkan kecakapan listening comprehension, sama seperti persiapan tes TOEFL, pastikan kita terbiasa mengerjakan soal listening. Latih kecakapan kita dalam mendengarkan percakapan bahasa Inggris bisa lewat lagu, film, rekaman obrolan native speaker, atau rekaman pembaca berita dalam bahasa Inggris. Karena IELTS menggunakan British English, maka pastikan rekaman yang kita dengar menggunakan British English.

2. Untuk speaking comprehension kita harus sering melatih kecakapan berbicara kita dalam bahasa Inggris. Kalau perlu, kita bisa melakukannya dengan teman atau partner supaya terbiasa dan enggak kagok. Kita juga perlu disiplin melatih pronunciation karena lawan bicara kita nantinya adalah penguji, umumnya native speaker. Kita juga perlu memilih vocabulary yang lebih elaboratif dan beragam.

3. Untuk reading comprehension, kita bisa berlatih soal dan membiasakan diri untuk membaca bacaan akademik, membaca bagan, diagram, atau gambar. Kenali juga teknik scanning and skimming. Dua teknik ini akan membantu kita untuk memahami dan menjawab soal dengan cepat. Reading comprehension pada IELTS juga membutuhkan ketelitian yang tinggi.

4. Untuk writing comprehension kita juga harus sering berlatih kemampuan menulis elaboratif. Mulailah dengan menulis topik-topik yang rumit. Mulai dari opini sampai kecakapan kita membaca diagram atau gambar kemudian dituangkan ke dalam tulisan. Jika kesulitan, kita bisa menulis bagan kerangka karangan untuk memudahkan. Pastikan kosa kata yang kita gunakan juga beragam dan enggak itu-itu saja. Yang pasti, tulisan kita harus tepat sasaran dengan soal yang ditanyakan.

(Baca juga: Begini Ujian Akhir SMA di Korea, Jepang, dan 5 Negara Lainnya)