Kalau kita punya cita-cita pengin sekolah di luar negeri, pasti kita enggak akan asing dengan istilah TOEFL dan IELTS. Yap, kedua jenis tes kemampuan berbahasa Inggris ini memang kerap dijadikan sebagai salah satu persyaratan untuk mendaftar sekolah di luar negeri.
Nah, biar enggak bingung sama kedua tes ini, yuk kenali perbedaan keduanya beserta keguaan dan tips biar kita bisa gampang lulus tes TOEFL dan IELTS!
(Baca juga: Selain LPDP, Kita Bisa Coba 5 Beasiswa Lainnya Untuk Melanjutkan Kuliah di Luar Negeri)
TOEFL (Test of English as Foreign Language) merupakan ujian kemampuan yang berbahasa Inggris yang umumnya digunakan untuk persyaratan pendaftaran di institusi di Amerika Serikat dan Kanada. Ujian ini diselenggarakan oleh kantor ETS (Educational Testing Service di Amrik untuk semua peserta tes di seluruh dunia. Ada dua tipe TEOFL yakni:
- TOEFL ITP (Institutional Testing Program) biasanya digunakan untuk wilayah Asia, dengan skornya yang bersifat institusional. Artinya hanya digunakan untuk institusi lokal tertentu dan enggak berlaku untuk seluruh negara di dunia. Penyelenggaraan TOEFL ITP dilakukan dengan menggunakan paper based dan biasanya mengujikan kecakapan; listening comprehension, structure and written expression, dan reading comprehension. Nilai total maksimal pada TOEFL ITP adalah 500 atau 550 bahkan 600.
- TOEFL iBT (Internet Based Test) dilaksanakan dengan merekam semua jawaban kita di komputer yang telah terhubung langsung dengan internet. Selanjutnya, jawaban kita akan langsung dikirim ke pihak ETS. Kecakapan yang diujikan TOEFL iBT di antaranya; reading comprehension, listening comprehension, speaking comprehension, dan writing comprehension. Nilai tes TOEFL iBT memiliki nilai maksimum 120, dengan rata-rata nilai yang diminta adalah 80 atau 90.
1. Untuk bagian structure & written expression (pada TOEFL ITP) kita harus memahami grammar bahasa Inggris. Latih kecakapan grammar kita dengans ering berlatih drilling (latihan soal) sehingga kita menjadi terbiasa dengan bentuk-bentuk grammar tanpa perlu menghafal. Grammar juga penting untuk mendukung uji kecakapan reading, sepaking, dan writing comprehension.
2. Untuk mempersiapkan reading comprehension, kita bisa berlatih soal dan membiasakan diri untuk membaca bacaan akademik atau bacaan yang cukup berat. Kenali juga teknik scanning and skimming. Dua teknik ini akan membantu kita untuk memahami dan menjawab soal dengan cepat, karena dalam TOEFL kita diberi waktu untuk mengerjakan. Sehingga jangan sampai kita terlalu lama membaca di satu soal saja.
3. Untuk mempersiapkan kecakapan listening comprehension, pastikan kita terbiasa mengerjakan soal listening. Latih kecakapan kita dalam mendengarkan percakapan bahasa Inggris bisa lewat lagu, film, rekaman obrolan native speaker, atau rekaman pembaca berita dalam bahasa Inggris.
4. Untuk speaking comprehension (pada TOEFL iBT) kita harus sering melatih kecakapan berbicara kita dalam bahasa Inggris. Kalau perlu, kita bisa melakukannya dengan teman atau partner supaya terbiasa dan enggak kagok. Kita juga perlu disiplin melatih pronunciation karena lawan bicara kita adalah komputer, sehingga ucapan kita harus tepat.
5. Untuk writing comprehension (pada TOEFL iBT) kita harus sering berlatih kemampuan menulis elaboratif. Mulailah dengan menulis topik-topik yang sederhana hingga yang rumit. Jika kesulitan, kita bisa menulis bagan kerangka karangan untuk memudahkan. Yang pasti, tulisan kita harus tepat sasaran dengan soal yang ditanyakan.
(Baca juga: 5 Persiapan Ini Bikin Kita Lebih Gampang Mengajukan Persyaratan Buat Dapat Beasiswa LPDP)
IELTS (International Language Testing System) umumnya digunakan untuk persyaratan pendaftaran di institusi negara Australia, Inggris, dan Selandia Baru. IELTS merupakan ujian kemampuan bahasa Inggris yang diselenggarakan bersama oleh Universitas Cambridge, British Council dan IDP Education Australia. Bahasa Inggis yang digunakan dalam tes adalah British English.
Peserta tes IELTS boleh memilih Modul Akademik bagi yang pengin mendaftar di universitas dan pendidikan tinggi lainnya atau Modul Pelatihan Umum bagi yang berencana mengikuti pelatihan non akademik untk memperoleh pengalaman kerja atau untuk tujuan keimigrasian.
Tes IELTS menilai setiap bagian dengan skor 0-9, yang kemudian akan dirata-rata untuk skor akhir dalam skala 0-9, di mana setiap skala mendeskripsikan seberapa jauh kemampuan bahasa Inggris kita.
Tes IELTS mewajibkan peserta untuk menuliskan jawaban mereka. Ada 4 bagian yang diujikan, yakni; listening, speaking, reading dan writing. Pada speaking section, peserta akan diminta untuk berbicara dengan seorang penilai langsung dengan durasi 12-14 menit. Peserta akan ditanya beberapa pertanyaan tentang dirinya sediri dan sebuah topik tertentu.
1. Untuk mempersiapkan kecakapan listening comprehension, sama seperti persiapan tes TOEFL, pastikan kita terbiasa mengerjakan soal listening. Latih kecakapan kita dalam mendengarkan percakapan bahasa Inggris bisa lewat lagu, film, rekaman obrolan native speaker, atau rekaman pembaca berita dalam bahasa Inggris. Karena IELTS menggunakan British English, maka pastikan rekaman yang kita dengar menggunakan British English.
2. Untuk speaking comprehension kita harus sering melatih kecakapan berbicara kita dalam bahasa Inggris. Kalau perlu, kita bisa melakukannya dengan teman atau partner supaya terbiasa dan enggak kagok. Kita juga perlu disiplin melatih pronunciation karena lawan bicara kita nantinya adalah penguji, umumnya native speaker. Kita juga perlu memilih vocabulary yang lebih elaboratif dan beragam.
3. Untuk reading comprehension, kita bisa berlatih soal dan membiasakan diri untuk membaca bacaan akademik, membaca bagan, diagram, atau gambar. Kenali juga teknik scanning and skimming. Dua teknik ini akan membantu kita untuk memahami dan menjawab soal dengan cepat. Reading comprehension pada IELTS juga membutuhkan ketelitian yang tinggi.
4. Untuk writing comprehension kita juga harus sering berlatih kemampuan menulis elaboratif. Mulailah dengan menulis topik-topik yang rumit. Mulai dari opini sampai kecakapan kita membaca diagram atau gambar kemudian dituangkan ke dalam tulisan. Jika kesulitan, kita bisa menulis bagan kerangka karangan untuk memudahkan. Pastikan kosa kata yang kita gunakan juga beragam dan enggak itu-itu saja. Yang pasti, tulisan kita harus tepat sasaran dengan soal yang ditanyakan.
(Baca juga: Begini Ujian Akhir SMA di Korea, Jepang, dan 5 Negara Lainnya)