Perempuan ternyata memiliki risiko lebih gampang terkena infeksi saluran kencing. Alasan utamanya adalah akrena secara anatomis, perempuan memiliki uretra (saluran yang menghubungkan kantung kemih ke luar tubuh) yang lebih pendek daripada laki-laki. Uretra perempuan berukuran 4-5 cm, sementara laki-laki sekitar 20 cm. Infeksi saluran kencing sendiri disebakan oleh bakteri E.coli dari anus yang masuk ke uretra saat membasuh air saat selesai kencing sehingga berakibat infeksi.
Nah, biar kita selalu waspada dengan penyakit ini, yuk kenali cara mengobati infeksi saluran kencing yang sering terjadi pada perempuan.
(Baca juga: Alami 11 Tanda Ini? Tandanya Hubungan Pacaran yang Kita Jalani Hanya Fantasi alias Limerance)
Umumnya, gejala infeksi saluran kencing ditunjukkan dengan sering buang air kecil, nyeri saat kencing, aliran yang tidak dapat dikendalikan, urin berwarna keruh atau berbau, dan disertai dengan nanah atau darah.
Buat perempuan yang memiliki gejala ini, pasti akan sering merasa nyeri pada bagian pubis dan organ lain yang terinfeksi. Umumnya gejala infeksi saluran kencing juga bisa ditunjukkan oleh 3 organ yang sering ikut terinfeksi;
-
Ginjal: pasien merasa demam, mual, muntah, menggigil, atau pun nyeri punggung
-
Kandung kemih: pasien merasa tekanan oada pelvis depan (perut bawah), sering buang air kecil, dan kenccing berdarah.
-
Uretra: pasien merasa nyeri saat buang air kecil dan keluarnya cairan dari uretra.
Jika melakukan pengobatan medis, pasien biasanya mengonsumsi antibiotik selama 3-10 hari. Perbanyak minum air untuk membantu mengeluarkan urin. Kita juga bisa memperbanyak minum jus buah atau vitamin C untuk meningkatkan keasaman urin.
Selain itu, dokter akan memberi obat pereda nyeri saat berkemih seperti phenazopyridine yang akan mengubah warna urin menjadi jingga kemerahan. Selain itu kita juga diberi obat anti nyeri seperti asetaminofen atau ibuprofen. Pasien juga disarankan untuk berendam pada air hangat untuk mengurangi rasa enggak nyaman. Selain itu berisitirahat cukup supaya demam dan nyeri mereda.
Dilansir dari Cosmopolitan, belakangan peneliti mulai berusaha menemukan antibiotik yang resisten terhadap infeksi saluran kencing. Hal ini dilatarbelakangi karena ineksi saluran kencing mulai sulit untuk diobati karena bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut mulai mampu bertahan di oral antibiotik yang beredar.
Menurut Dr. Carmem Pessoa, staff medis dan ahli antimikrobial di WHO, peneliti mulai memfokuskan pada bakteri E.coli (sebagai penyebab utama infeksi saluran kencing) karena bakteri tersebut ternyata cukup resisten pada antibiotik yang beredar.
Meski menemuka banyak kendala dalam proses penemuannya, Mayora Walters, seorang epidemiologis dari Centers for Disease Control menjelaskan bahwa cara terbaik untuk memerangi penyebaran infeksi saluran kencing dengan mudah adalah dengan mencucui tangan dan membasuh dari depan ke belakang setelah buang air. (HelloSehat, Cosmopolitan)
(Baca juga: Kenapa Kita Bisa Ketagihan Nonton Drama Atau Serial TV? Ini Jawabannya Menurut Ahli)