Foto Viral Penembak Razan al Najjar Dinyatakan Hoax. Ini Alasan Kenapa Kita Enggak Boleh Asal Nge-Share Berita

By Indra Pramesti, Selasa, 5 Juni 2018 | 12:30 WIB
Jangan asal nge-share berita hoax! (Indra Pramesti)

Kematian Razan al Najjar pada hari Jumat (1/6/2018) lalu menuai kecaman dari masyarakat dunia. Razan yang merupakan tenaga medis Palestina ini meninggal dunia akibat tertembak oleh sniper yang merupakan tentara Israel.

Tenaga medis tanpa senjata dan tidak terlindungi rompi anti peluru semestinya wajib dilindungi. Hal ini telah tercantum dalam aturan perang Internasional dari Konverensi Jenewa yang menyebut bahwa paramedis dilarang ditembak mati. Selain itu, perempuan, anak-anak, dan orang yang tidak bersenjata lainnya juga enggak diperbolehkan untuh dibunuh. Dengan demikian Israel pun telah melanggar aturan sniper dan aturan perang Internasional.

Dilansir dari TribunNews, dua hari usai kematian Razan al Najjar, beredar luas foto sniper Israel bernama Rebecca (24) yang diduga menembak mati tenaga medis asal Palestina ini. Foto-foto Rebecca yang dituding sebagai sniper Israel ini pun menyebar dan menjadi viral di berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.

Namun lewat penjelasannya yang dia ungkapkan kepada The Times of Israel pada Minggu (3/6/2018), Rebecca membantah keras semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Menurut pernyataannya, Rebecca menyebutkan dirinya dibebaskan dari tentara sekitar dua setengah tahun yang lalu dan tidak pernah menjadi sniper ketika berada di Israel Defense Forces (IDF). Alhasil, kabar yang selama ini beredar adalah hoax semata.

(Baca juga: 7 Hal yang Kita Benci Tapi Juga Kita Cintai Di Umur 20an Tahun. Kamu Juga?)

Berita yang mengklaim Rebecca sebagai sniper yang membunuh Razan ternyata bermula dari postingan Facebook yang dikirim ulang oleh akun Facebook Suhair Nafal. Ia menempatkan foto Rebecca dan Razan saling berdampingan dan mendeskripsikan Rebecca sebagai “Zionis Amerika dari Boston dengan ikatan nol dalam menduduki Palestina yang bergabung dengan militer Israel (untuk ikut dalam pembersihan etnis dari penduduk asli Palestina).”

Tiga jam setelah Suhair menerbitkan postingannya, halaman Facebook Freedom for Gaza memasang pos tersebu. Ketika orang-orang mulai menyadari klaim tentang Rebecca salah, akun Suhair dan halaman Freedom for Gaza mengedit postingan mereka.

Suhair menjelaskan bahwa dia enggak pernah bermaksud untuk menyatakan bahwa Rebecca telah membunuh Razan.

Berita hoax yang menimpa Rebecca atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya jelas bukan suatu hal yang menguntungkan. Rebecca sendiri sempat merasa syok ketika nama dan wajahnya disangkutpautkan dengan sniper yang membunuh Razan.