Foto Viral Penembak Razan al Najjar Dinyatakan Hoax. Ini Alasan Kenapa Kita Enggak Boleh Asal Nge-Share Berita

By Indra Pramesti, Selasa, 5 Juni 2018 | 12:30 WIB
Jangan asal nge-share berita hoax! (Indra Pramesti)

Ia juga menerima bombardir kata-kata kasar di medsos miliknya hingga merasa bingung dan ketakutan oleh pesan-pesan yang mengancam. Nah, dari pengalaman yang menimpa Rebecca, seenggaknya kita jadi belajar satu hal bahwa asal nge-share berita bohong bukan hal yang tepat dalam menyikapi suatu peristiwa.

Asal nge-share berita hoax membuat kita jadi gampang dimanfaatkan oleh orang yang memiliki niat buat memengaruhi orang lain untuk menjatuhkan citra seseorang.

Mempercayai berita hoax juga membuat kita jadi mudah terpancing emosi. Kasus Rebecca misalnya. Setelah dituding menjadi sniper yang menembak mati Razan, Rebecca mendapat kecaman dan kata-kata kasar orang-orang yang memercayai berita tersebut. Secara enggak langsung, dengan mengirimi kata-kata kasar, kita telah melanggengkan kebencian.

Orang yang memposting ulang berita hoax tidak lebih baik dari orang yang pertama kali menyebarkannya. Banyak di antara kita yang membaca apa yang diingkan dan mengerti apa yang ingin dimengerti. Sehingga enggak peduli apapun tingkat pendidikan kita, mendadak kita jadi ‘buta’ saat mendapatkan berita yang diinginkan.

Nah, sebagai generasi yang kelak akan menjadi pemimpin, inovator, dan inspiratory, kita harus bisa lebih kritis dan enggak gampang menelan mentah-mentah informasi yang didapatkan.

Caranya gimana? Pastikan ketika membaca di internet, baik di Twitter, Instagram, maupun Facebook, atau ketika menerima email dari orang lain, kita cek ulang dulu kebenarannya. Jangan langsung asal nge-share ke orang lain yang akhirnya berita hoax tersebut semakin menyebarluas. Yang enggak kalah penting, gunakan ilmu pengetahuan kita dengan bijak.

(Baca juga: Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri Dalam Bahasa Daerah Indonesia)