Guru dari Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Ungkap 5 Hal Janggal ini Sebelum Tragedi Berdarah Tersebut

By None, Kamis, 15 November 2018 | 11:53 WIB
pembunuhan (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Cewekbanget.id – Tragedi pembunuhan satu keluarga di Bekasi menyisakan duka mendalam bagi para guru di SD Immanuel Viktori.

Dua orang anak yang menjadi korban pemubunugan satu keluarga di Bekasi merupakan anak didik di sekolah Immanuel Viktori yakni Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).

Orang tua Sarah dan Arya yang ikut menjadi korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Diperum Nainggolan (38) dan Maya Boru Ambarita (37), juga dikenal baik oleh para guru Imanuel Viktori.

Baca Juga : Posisi Menunduk Lama Saat Gunakan Smartphone Bisa Berbahaya loh, ini Solusinya

Kedekatan para guru Yayasan Pendidikan Kristen Imanuel Viktori dengan keluarga korban pembunuhan itu membuat suasana haru menyelimuti sekolah yang berlokasi di Jalan Bojong Nangka IV, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Berikut cerita para guru tentang tragedi pembunuhan satu keluarga di Bekasi.

  1. Gemetar Saat Mengetahui Muridnya Meninggal Dunia

Mengutip Wartakota, awalnya para guru Imanuel Viktori hanya diberitahu saudara korban yang menyebutkan ada perampokan di rumah korban.

Namun setelah mengecek kediaman korban, para guru Imanuel Viktori gemetar serta menangis.

"Tahu meninggal, kita semua lemas. Engga kuat rasa. Akhirnya diputuskan sekolah diliburkan. Sekitar pukul 10.00, anak-anak kami pulangkan. Kita tidak nyangka orang tedekat kami, keluarga kami mendapatkan musibah," kata Romme dikutip dari Grid.id.

Baca Juga : Para Guru Tak Kuasa Menahan Air Mata Saat Bacakan Surat Terakhir Korban Pembunuhan Satu Keluaraga di Bekasi

  1. Korban Dikenal Sangat Menyayangi Saudaranya

Mengutip Wartakota, korban yang merupakan kakak dan adik yang bersekolah di tempat yang sama, dikenal sangat menyayangi saudaranya.

Salah satu yang mengatakan hal itu adalah Bunga Rabista Panjaitan, Wali kelas Sarah.

Setiap hari, Sarah bisa meminta izin untuk bertemu dengan Arya hingga empat kali.

"Arya bilang ke saya,'Permisi ibu guru cantik, aku mau antar makan kakaknya.' Kemudian dibalik lagi ke kelas kakanya sekitar pukul 09.00 pagi. Arya minta diantar ke kamar mandi. Saya tanya kenapa? Arya jawab mau minta kakak antar ke kamar mandi dia engga berani," ujar Bunga.

Baca Juga : Mengenang Stan Lee, ini 10 Aksinya Saat Jadi Cameo yang Sangat Berkesan

  1. Mencium Bau Amis

Wali kelas Sarah, Bunga Rabista Panjaitan, juga mengungkapkan ada hal ganjil yang muncul sehari sebelum tragedi pembunuhan terjadi.

Korban bernama Sarah, sempat mengeluhkan tangannya bau amis.

"Waktu lagi nulis Sarah bilang,'Bu guru tangan saya bau amis, saya mau cuci tangan ya.' Saya bilang engga amis kok, dia bilang,'Ah ibu saja yang jelek penciumannnya.' Ya sudah saya suruh dia cuci tangan," ungkap Bunga.

Bunga menambahkan, Sarah terus mencuci tangan walau menurut kesaksian Bunga, tangan Sarah sama sekali tidak berbau amis.

Baca Juga : Coba Letakkan Sabun di Bawah Sprei Saat Tidur, Rasakan Manfaatnya

  1. Teman Main Sarah Merasa Kehilangan

Mengutip Wartakota, Guru Imanuel Viktor bernama Siti Mardiyah, mengutarakan bahwa cucunya yang bernama Grace, merasa kehilangan.

Padahal sehari sebelum Sarah meninggal dunia, Siti Mardiyah dan Grace sempat berkumpul bersama.

Siti Mardiah mengaku sempat menyuapi Sarah bakso bersama sang cucu, Grace.

"Saya tuh masih terbayang anak itu. Saya sehari sebelum meninggal saya habis suapin bakso anak itu. Cucuku Grace juga nangis tanya oma Sarah gimana, Sarah kenapa," ungkap Siti sambil menangis.

Baca Juga : Mampu Hilangkan Stres, Coba Pijat Tangan di Titik-Titik Berikut ini

  1. Surat Terakhir Sarah Dianggap Firasat Oleh Sang Guru

Diketahui bahwa Sarah Boru Nainggolan sebelum meninggal dunia, sempat menulis sepucuk surat untuk sang ibu, Maya Boru Ambarita.

Surat tersebut lantas diunggah ke Facebook milik Maya Sofya Ambarita pada Senin (12/11/2018) sekitar pukul 07.46 WIB.

Sambil menangis, wali kelas Sarah, Bunga Rebista Panjaitan mengaku tidak ada yang menyuruh Sarah menulis surat itu.

"Saya lihat dan bacakan surat itu. Ya terasa juga kali, berarti dia cuci tangan itu sudah ada firasat kali sampai bikin surat juga. Padahal tidak ada itu yang suruh bikin surat," katanya.

Baca Juga : Mampu Hilangkan Stres, Coba Pijat Tangan di Titik-Titik Berikut ini

Sebelumnya, terjadi pembunuhan keji yang menewaskan satu keluarga di sebuah rumah Jalan Bojong Nangka II, RT 002 RW 07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018).

Mengutip Kompas.com, Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto mengatakan, pihaknya menemukan empat orang yang merupakan satu keluarga tewas di dalam rumah tersebut.

Satu keluarga yang tewas itu yakni Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).

Pada tubuh korban yang bernama Diperum dan Maya, ditemukan luka benda tumpul, sedangkan Sarah serta Arya tidak mengalami luka tetapi kehabisan oksigen. (*)

Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul, “5 Cerita Guru Imanuel Viktori Tentang Anak Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, dari Merasa Gemetar hingga Firasat”