Meskipun daun kelor mengandung zat besi tingkat tinggi, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Federation of American Societies for Experimental Biology menemukan bahwa bioavailabilitasnya (jumlah yang memasuki sirkulasi tubuh) sangat rendah.
Sebenarnya, kandungan asam phytic-nya "nampaknya sangat menghambat penyerapan zat besi yang ada pada komponen makanan lainnya”.
Dari jurnal tersebut juga dikatakan bahwa kualitas anti-inflamasi dari ekstrak daun kelor, mungkin lebih manjur daripada madu dan kunyit.
Biji buahnya yang tua dan kering menyimpan kadar minyak (lemak) nabati 25 – 40%. Komposisi asam lemaknya meliputi, asam oleat, asam linoleat, asam eiokosanoat, asam palmitat, asam stearat, asam arakhidat, dan lainnya.
Kalau daun dan buah mudanya dapat langsung disayur, biji kelor tua bisa untuk bahan baku pembuatan obat dan kosmetika.
Minyak pelumas yang digunakan oleh tukang arloji pun bisa diproduksi dari biji kelor.
Bukan hal baru bila daun kelor dimanfaatkan sebagai tanaman obat, seperti berikut ini pemanfaatannya.
Baca Juga : Ammar Zoni dan Ranty Maria Putus, Aditya Zoni Beri Tanggapan Soal Sosok Cewek yang Pantas
Malahan, kalangan masyarakat tertentu memanfaatkan daun kelor untuk mengobati mata ayam yang terluka sehabis bertarung.
Satu-dua tetes getah kelor untuk mempercepat penyembuhan lukanya.
Bahkan, mata kambing yang belekan dan rabun pun bisa normal setelah ditetesi getah kelor yang berwarna kuning itu.
Menjernihkan air
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |
KOMENTAR