CewekBanget.ID - Pesawat kepresidenan merupakan salah satu fasilitas untuk menunjang kinerja pemimpin negara.
Pesawat kepresidenan biasanya digunakan untuk melakukan kunjungan ke suatu daerah.
Pesawat kepresidenan pastinya berbeda dari pesawat komersil pada umumnya ya, girls.
Perbedaan tersebut terdapat pada desain, sistem keamanan, dan lain-lain sehingga membuat harga pesawatnya menjadi lebih mahal hingga berkali-kali lipat!
Kira-kira pesawat kepresidenan dari negara mana ya yang menjadi pesawat termahal di dunia?
Dilansir dari haionline.grid.id melalui Intisari Online, yuk kepoin 5 pesawat kepresidenan termahal yang ada di dunia. Zimbabwe termasuk, lho!
Baca Juga : Enggak Selalu Mewah, Intip Gaya Hidup 5 Putra Mahkota Kerajaan di Asia Ini!
5. Boeing VC-25 - Amerika Serikat
Terkenal sebagai negara adidaya dan memiliki kekuatan militer terbaik, ternyata pesawat kepresidenan Amerika Serikat (AS) hanya berada di peringkat kelima sebagai pesawat kepresidenan termahal di dunia!
Meski hanya berada di urutan kelima, nyatanya pesawat kepresidenan AS ini merupakan pesawat kepresidenan paling populer, lho!
Pesawat kepresidenan Amerika Serikat biasanya lebih sering disebut dengan The Air Force One dan jenisnya adalah Boeing VC-25.
Boeing VC-25 sendiri harganya berkisar 325 juta dolar AS atau sekitar Rp. 4,8 triliun.
Dengan harga yang cukup fantastis, pesawat in udah pasti dilengkapi dengan interior mewah, ruangan yang difungsikan untuk melakukan konferensi, serta mampu menampung sebanyak 100 orang.
4. Boeing 767 - Zimbabwe
Mendengar nama Zimbabwe, mungkin kita akan mengira kalau negara ini memiliki teknologi yang kurang memadai.
Tapi nyatanya, pesawat kepresidenan Zimbabwe masuk dalam 5 pesawat kepresidenan termahal di dunia dengan menempati urutan ke-4!
Hal ini disebabkan karena Zimbabwe dulunya merupakan lumbung pangan dan berlian di Afrika.
Pesawat kepresidenan Zimbabwe berjenis Boeing 767 yang nilainya mencapai 400 juta dolar AS atau sekitar Rp. 5,9 triliun.
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR