Cewekbanget.id - Gunung Agung di Bali kembali meletus dan memuntahkan lava pada Jumat (24/5/2019) malam waktu setempat.
Melansir dari Dailymail, pada Sabtu (25/5/2019), lava mulai keluar dari kawah gunung dan menuruni lereng hingga sejauh 3 km.
Penyebaran abu vulkanik akibat letusan Gunung Agung ini pun membuat penerbangan dari dan menuju Bali terpaksa ditutup.
Meski begitu, belum ada perintah untuk evakuasi warga karena letak pemukiman yang masih ada di zona aman.
Baca Juga: Keren, 4 Idol Kpop Ini Sukses Gelar Konser Tunggal di Amerika!
Letusan ketiga di bulan Mei 2019
Letusan yang terjadi pada Jumat (24/5/2019) ini merupakan letusan ketiga yang terjadi pada bulan Mei 2019.
Sebelumnya, Gunung Agung sempat meletuspada 12 dan 18 Mei 2019.
Baca Juga: Kenalan dengan 4 Pemain Angel’s Last Mission: Love, Ada yang Jadi Balerina di Dunia Nyata!
NASA: Letusan gunung berapi berguna untuk kelangsungan hidup umat manusia
Pada Februari 2018, ilmuwan NASA menyatakan jika gunung berapi yang meletus bisa melepaskan bahan kimia ke atmosfer. Nah, bahan kimia inilah yang diyakini bisa melawan perubahan iklim bumi.
Penelitian tersebut dimulai NASA saat Gunung Agung meletus akhir November lalu.
Dalam letusan tersebut, Gunung Agung konsisten mengeluarkan uap dan gas ke atmosfer.
Baca Juga: 5 Seleb Indonesia Cowok yang Enggak Kita Sadari Lahir Tahun 1999!
Sudah dilakukan penelitian ke beberapa gunung lain
Selain Gunung Agung, NASA juga telah melakukan penelitian, mulai dari Gunung Tambora dan Pinatubo di Filipina.
Letusan Gunung Pinatubo membawa sekitar satu kubik mil batu dan abu ke udara lengkap dengan 20 juta ton gas belerang dioksida ke atmosfer.
Letusannya menyebar ke seluruh planet dan menghancurkan manusia karena gas yang dikeluarkan.
Gas dari Gunung Pinatubo kemudian bercampur dengan dengan uap air yang menghasilkan aeroso atau tetesan yang super dingin.
Baca Juga: Inspirasi OOTD Badan Plus Size Ala Sarah Ayu, Beauty Vlogger Blasteran Indonesia-Australia
Aerosol memantulkan lagi cahaya matahari
Kandungan aerosol yang ada di atmosfer kemudian memantulkan dan menyebarkan cahaya matahari yang cukup jauh.
Akibatnya, suhu global bumi rata-rata mengalami penurunan hingga satu derajat Fahrenheit selama beberapa tahun.
Para ilmuwan juga menyatakan jika letusan Gunung Agung identik dengan Pinatubo.
Namun kekhawatiran lainnya adalah kerusakan yang diakibatkan jika letusan Gunung Agung terjadi dalam skala besar dapat mengancam makhluk hidup di sekitarnya.
DI sisi lain, dengan letusan besar tersebut ada harapan jika perubahan iklim bisa dilawan.
Semoga apapun yang terjadi adalah yang terbaik untuk bumi kita ya, girls! (*)
Source | : | Kompas.com,intisari,daylimail.co.uk |
Penulis | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
Editor | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
KOMENTAR