Zozibini Tunzi, berhasil mengalahkan 89 kontestan dari berbagai negara dan memenangkan gelar sebagai Miss Universe 2019.
Kemenangan yang diaraih Tunzi seolah menjadi pembuktian bahwa warna kulit seharusnya tidak menjadi suatu halangan untuk seorang perempuan beprestasi.
Meski namanya masih jarang kita dengar, Tunzi ternyata seorang aktivis yang aktif menyuarakan keadilan dalam berbagai bidang termasuk kemanusiaan.
Salah satu isu yang vokal disuarakan Tunzi ialah kekerasan pada perempun yang sering terjadi.
Dengan lantang, ia menentang sistem patriarki yang seringkali membuat perempuan hanya bisa diam tanpa melakukan sesuatu.
Tunzi menjadi inspirasi bagi banyak perempuan untuk bersikap berani dan percaya diri. Ia memotivasi wanita diseluruh dunia dengan kata-katanya untuk mengekspresikan diri sendiri dengan penuh percaya diri dan tanpa rasa takut.
Dalam salah satu wawancaranya dengan E! News, Tunzi mengungkapkan pendapatnya mengenai standar kecantikan, “Saya tumbuh di dunia di mana seorang perempuan yang mirip saya, dengan jenis kulit dan rambut seperti saya tidak pernah dianggap cantik. Dan saya pikir itu harus dihentikan. Saya ingin anak-anak kagum melihat saya.”
Tidak sampai disitu, Tunzi menegaskan bahwa cantik, tidak selalu soal fisik.
Gelar perempuan cantik seharusnya tidak hanya disematkan pada mereka yang berkulit putih, berbadan langsing, hidung mancung, dan lain sebagainya karena semua perempuan cantik dengan cara dan penampilannya masing-masing.
Mematahkan standar kecantikan di masyarakat tentu bukan hal yang mudah.
Baca Juga: 3 Hal yang Bikin Film ‘Cats’ Enggak Ngebosenin dan Justru Bikin Kepo!
Penulis | : | None |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR