Penyebaran penyakit dan kaitannya dengan perilaku manusia
Banyak ilmuwan menyepakati bahwa perilaku kita, khususnya penggundulan dan perambahan hutan yang mempengaruhi habitat satwa liar yang beragam, membantu penyakit menyebar dari hewan ke manusia lebih sering.
Menurut Profesor Kate Jones dari University College London, "Jadi, hilangnya keanekaragaman hayati dapat menciptakan lanskap yang meningkatkan kontak manusia-satwa liar yang berisiko dan meningkatkan kemungkinan virus, bakteri, dan parasit tertentu menyebar ke manusia." ujarnya seperti dilansir dari health.grid.id.
Baca Juga: 7 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Telat dan Enggak Teratur!
Sealin itu, dalam wabah pertama virus Nipah pada tahun 1999 di Malaysia, infeksi virus yang dibawa oleh kelelawar buah, meluas ke peternakan babi besar yang dibangun di tepi hutan.
"Jadi adalah kewajiban kita semua untuk berpikir tentang sumber daya yang kita konsumsi dan dampaknya." lanjut Profesir Kate.
Profesor Eric Fevre dari Universitas Liverpool dan International Livestock Research Institute di Nairobi, Kenya, mengatakan para peneliti perlu terus-menerus mengawasi daerah-daerah di mana ada risiko akan wabah penyakit lebih tinggi.
Petani di pinggir hutan dan pasar tempat di mana hewan diperjualbelikan, adalah wilayah perbatasan antara manusia dan alam liar yang abu-abu, dan itu menjadi tempat di mana penyakit lebih sering muncul.
"Diperkirakan penyakit baru muncul dalam populasi manusia sekitar tiga hingga empat kali tiap tahun. Ini tidak hanya di Asia dan Afrika, tapi di Eropa dan Amerika juga." ujar Profesor Fevre.
Baca Juga: Ajaib! Ternyata Air Garam Punya 5 Khasiat Ini Buat Kesehatan Kita!
Matthew Baylis menambahkan pemantauan yang sedang berlangsung untuk penyakit baru ini sangatlah penting. "Kita telah menciptakan badai yang hampir sempurna di sini untuk munculnya pandemi," katanya kepada BBC News.
Pernyataan ini pun didukung oleh Profesor Fevre, "Peristiwa semacam ini kemungkinan akan terjadi berulang-ulang Ini telah terjadi di seluruh interaksi kita dengan alam liar. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita memahaminya dan menanggapinya," ujarnya.
Krisis saat ini, kata Profesor Fevre, memberikan pelajaran bagi banyak dari kita tentang konsekuensi dari keberadaan kita sendiri terhadap alam.
(*)
Artikel ini pernah tayang di health.grid.id dengan judul "Ilmuwan Peringatkan Ada Penyakit Baru, Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir"
Penulis | : | None |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR