Cewekbanget.id - Pandemi covid-19 memang belum usai walaupun kita sudah masuk masa PSBB transisi dan menuju new normal ya, girls.
Belum usai pandemi covid-19, belum lama ini ilmuwan peringatkan adanya kemungkinan pandemi baru!
Baca Juga: Beby Tsabina Throwback Saat Syuting Film di Berlin, Komentar Bio One Bikin Penggemar Gemas!
Adanya pandemi akibat eksploitasi lingkungan
Girls, para ilmuwan telah memperingatkan kemungkinan adanya pandemi baru akibat eksploitasi hutan dan lingkungan, lho!
Pandangan ini datang dari para ahli kesehatan global yang mempelajari bagaimana dan di mana penyakit baru muncul.
Para ilmuwan percaya, mirip dengan Covid-19, pandemi yang nantinya akan muncul adalah virus yang berasal dari binatang.
“Kita telah menciptakan ‘badai’ untuk penyakit dari satwa liar menyebar ke manusia dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia,” para ilmuwan memperingatkan.
Pengembangan sistem untuk persiapan hadapi kemungkinan pandemi baru
Berangkat dari hal itu, sekarang para ilmuwan telah mengembangkan sistem pengenalan pola untuk memprediksi penyakit hewan liar mana yang paling berisiko bagi manusia.
Usaha ini dipimpin oleh ilmuwan dari Universitas Liverpool, Inggris, namun itu merupakan bagian dari upaya global untuk mengembangkan cara untuk mempersiapkan dengan baik penangangan pandemi di masa mendatang.
Baca Juga: Tahapan Psikologis Manusia Saat New Normal #HadapiCorona Menurut Ahli!
"Selama 20 tahun terakhir, kita memiliki enam ancaman signifikan - SARS, MERS, Ebola, flu burung dan flu babi," ujar Profesor Matthew Baylis dari Universitas Liverpool kepada BBC News.
Menurut Profesor Baylis, covid-19 ini bukan jadi pandemi yang terakhir. Ia pun menyampaikan bahwa kita harus berhati-hati dan menilik penyakit dari alam liar secara lebih dekat.
Sebagai bagian dari pemeriksaan, Profesor Baylis dan koleganya telah membuat sistem prediksi pola yang menyediakan data tentang penyakit alam liar yang sudah kita ketahui.
Dari ribuan bakteri, parasit dan virus yang telah diketahui sains, sistem ini mengidentifikasi petunjuk yang terkubur dalam jumlah dan jenis spesies yang mereka infeksi.
Sistem itu menggunakan petunjuk tersebut untuk mengetahui mana yang paling mengancam manusia.
Penyebaran penyakit dan kaitannya dengan perilaku manusia
Banyak ilmuwan menyepakati bahwa perilaku kita, khususnya penggundulan dan perambahan hutan yang mempengaruhi habitat satwa liar yang beragam, membantu penyakit menyebar dari hewan ke manusia lebih sering.
Menurut Profesor Kate Jones dari University College London, "Jadi, hilangnya keanekaragaman hayati dapat menciptakan lanskap yang meningkatkan kontak manusia-satwa liar yang berisiko dan meningkatkan kemungkinan virus, bakteri, dan parasit tertentu menyebar ke manusia." ujarnya seperti dilansir dari health.grid.id.
Baca Juga: 7 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Telat dan Enggak Teratur!
Sealin itu, dalam wabah pertama virus Nipah pada tahun 1999 di Malaysia, infeksi virus yang dibawa oleh kelelawar buah, meluas ke peternakan babi besar yang dibangun di tepi hutan.
"Jadi adalah kewajiban kita semua untuk berpikir tentang sumber daya yang kita konsumsi dan dampaknya." lanjut Profesir Kate.
Profesor Eric Fevre dari Universitas Liverpool dan International Livestock Research Institute di Nairobi, Kenya, mengatakan para peneliti perlu terus-menerus mengawasi daerah-daerah di mana ada risiko akan wabah penyakit lebih tinggi.
Petani di pinggir hutan dan pasar tempat di mana hewan diperjualbelikan, adalah wilayah perbatasan antara manusia dan alam liar yang abu-abu, dan itu menjadi tempat di mana penyakit lebih sering muncul.
"Diperkirakan penyakit baru muncul dalam populasi manusia sekitar tiga hingga empat kali tiap tahun. Ini tidak hanya di Asia dan Afrika, tapi di Eropa dan Amerika juga." ujar Profesor Fevre.
Baca Juga: Ajaib! Ternyata Air Garam Punya 5 Khasiat Ini Buat Kesehatan Kita!
Matthew Baylis menambahkan pemantauan yang sedang berlangsung untuk penyakit baru ini sangatlah penting. "Kita telah menciptakan badai yang hampir sempurna di sini untuk munculnya pandemi," katanya kepada BBC News.
Pernyataan ini pun didukung oleh Profesor Fevre, "Peristiwa semacam ini kemungkinan akan terjadi berulang-ulang Ini telah terjadi di seluruh interaksi kita dengan alam liar. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita memahaminya dan menanggapinya," ujarnya.
Krisis saat ini, kata Profesor Fevre, memberikan pelajaran bagi banyak dari kita tentang konsekuensi dari keberadaan kita sendiri terhadap alam.
(*)
Artikel ini pernah tayang di health.grid.id dengan judul "Ilmuwan Peringatkan Ada Penyakit Baru, Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir"
Penulis | : | None |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR