Namun, beberapa data hasil penelitian membuktikan bahwa aerosol mengandung virus dapat terbentuk dari droplet yang mengalami penguapan ataupun ketika seseorang berbicara atau bernapas.
Virus dapat bertahan dalam keadan hidup pada aerosol selama 3-16 jam, tergantung beberapa faktor seperti suhu, kelembapan dan kepadatan orang.
Jadi enggak hanya bioskop, tapi beberapa ruangan tertutup lainnya seperti restoran dan pusat kebugaran juga dikhawatirkan menyebabkan transmisi secara airborne.
"Ruangan tertutup tersebut juga merupakan ruangan dengan ventilasi yang tidak optimal dan kegiatan atau pertemuan dalam waktu yang relatif lama," kata Prof. Ari.
Baca Juga: Penting! Gini Caranya Melindungi Diri dari Penyebaran COVID-19 Lewat 'Airborne'
Pentingnya Kepatuhan Masyarakat
Data lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa seseorang yang tampak sehat dan enggak memiliki keluhan belum tentu bebas dari SARS CoV.
Malah, merekalah yang bisa menjadi sumber penularan dalam komunitas.
Selain itu, secara umum masih banyak pula masyarakat yang belum bisa memenuhi tanggung jawab mereka untuk mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.
Jadi tingkat kepatuhan masyarakat perlu menjadi perhatian penting karena berpotensi menyumbangkan jumlah kasus baru ke depannya.
"Peningkatan jumlah kasus di DKI Jaya saat masa transisi PSBB selain karena adanya active case finding tetapi juga ada faktor masyarakat abai menerapkan protokol kesehatan," ucap Prof. Ari.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR