Hary menilai puncak kemarau memang menyebabkan suhu udaranya lebih dingin dan permukaan bumi yang kering.
Kondisi demikianlah yang menyebabkan panas matahari akan lebih banyak terbuang ke angkasa.
“Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada musim hujan,” ucap dia.
Selain itu, bulan Juli ini juga adalah periode musim dingin di Australia. Sifat massa udara yang ada di Australia dingin dan kering.
Baca Juga: Valid! Gini Cara Tahu Jenis Sepatu Terbaik dan Terburuk untuk Kaki!
Hal itu menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia ke Indonesia yang dikenal sebagai Monsoon Dingin Australia berimplikasi pada penurunan udara yang cukup signifikan di malam hari.
Meski demikian, kata dia, saat ini belum merupakan puncak kemarau sehingga kondisi ini bukan merupakan kondisi yang paling signifikan.
"Diprakirakan pada Agustus dan awal September nanti kondisi dingin akan semakin terasa di wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT,” ujar Hary.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suhu Dingin Jadi Perbincangan di Twitter, BMKG Sebut Itu Tanda Puncak Kemarau"
Penulis | : | None |
Editor | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
KOMENTAR