CewekBanget.ID - Gaya hidup orang Jepang lazim diketahui sebagai salah satu contoh gaya hidup yang sehat, bahkan bisa membuat seseorang panjang umur.
Kita tahu kalau ada banyak warga Jepang yang masih hidup hingga melebihi usia 100 tahun.
Meski bisa jadi ada perbedaan genetik atau biologis lainnya yang membuat orang Jepang cenderung lebih panjang umur, enggak bisa dipungkiri kalau gaya hidup mereka juga berpengaruh terhadap usia dan kondisi kesehatan mereka.
Nah, beberapa kebiasaan dari gaya hidup orang Jepang berikut ini bisa kita terapkan dalam keseharian kita.
Baca Juga: Anti Ribet, Ini Resep Donat Jepang yang Empuk & Nikmat Buat di Rumah!
Makan Rumput Laut
Kuliner khas Jepang banyak mengandung bahan dari tumbuhan bergizi, salah satunya rumput laut.
Sebagian besar tanaman laut ini kaya mineral, seperti yodium, tembaga dan besi, bersama dengan antioksidan, protein, serat dan lemak omega-3 yang bermanfaat, yang juga ditemukan pada ikan.
Pasti kita tahu nori dong, yaitu santapan berupa rumput laut yang digunakan untuk membungkus sushi dan dijual dalam makanan ringan kemasan.
Nah, kita bisa makan cemilan rumput laut alih-alih kerupuk atau keripik, lho!
Kita juga bisa menaburkannya di atas popcorn atau sayuran panggang untuk memberi rasa dan tambahan nutrisi.
Atau kalau kita gemar mencoba makanan baru, cobalah salad rumput laut yang biasanya dibuat dari wakame, sejenis rumput laut yang juga digunakan dalam sup.
Mengonsumsi Seafood
Tahu enggak girls, kalau orang Jepang memiliki tingkat penyakit jantung terendah di dunia?
Satu hal yang membuat makanan Jepang begitu sehat adalah fokusnya pada makanan laut.
Dibandingkan dengan warga Amerika misalnya, orang Jepang memiliki lebih sedikit kolesterol yang menumpuk di arteri mereka dan ini disebabkan oleh konsumsi makanan laut yang tinggi.
Diet Jepang mencakup sekitar 3 ons makanan laut sehari, atau setara dengan 30 kg setahun, sedangkan rata-rata orang Amerika makan sekitar 16 pon atau setara dengan 7,2 kg makanan laut setiap tahun.
Ikan dan kerang tinggi protein dan rendah lemak jenuh.
Selain itu, kebanyakan makanan laut mengandung omega-3 yang merupakan nutrisi penting.
Makan makanan laut dua kali seminggu enggak cuma menyehatkan jantung, tetapi juga menjamin kesehatan otak dan emosi yang lebih baik.
Makanan laut dimasak dengan cepat dan sebagian besar dapat dipanggang untuk hidangan utama yang cepat dan sehat.
Minum Teh Hijau
Bisa dibilang, Teh hijau merupakan salah satu minuman paling sehat dan sangat identik dengan budaya dan kuliner keseharian Jepang.
Teh hijau kaya akan antioksidan polifenol yang mengurangi peradangan, melindungi sel-sel dari jenis kerusakan yang dapat menyebabkan penyakit kronis, dan memberi makan bakteri ramah di usus, tempat sebagian besar sel kekebalan dan neurokimia yang meningkatkan mood diproduksi.
Teh hijau tanpa pemanis adalah minuman yang sempurna dengan sendirinya, tetapi kita juga dapat menggunakan teh hijau sebagai cairan dalam smoothie, oatmeal, atau bahkan beras merah atau quinoa.
Baca Juga: 8 Negara dengan Gaya Hidup Paling Murah di Dunia. Ada Indonesia?
Makan Sampai Hampir Kenyang
Di Jepang, ada ungkapan berbunyi 'hara hachi bu' yang berarti makan sampai 80% kenyang.
Dengan pola pikir ini, kita makan sampai merasa nyaman, tetapi masih punya ruang di perut.
Intinya, ini adalah bentuk makan yang penuh perhatian dan memungkinkan untuk makan cukup untuk memenuhi kebutuhan tanpa berlebihan.
Jika kita pengin berlatih makan sampai hampir kenyang, mulailah dengan mendengarkan sinyal rasa lapar dan kenyang dari tubuh.
Kita sendirilah yang bisa mengukur seberapa lapar kita pada saat awal makan dan memperhitungkan berapa banyak makanan yang hendak diambil.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah makan dengan lambat juga membatasi gangguan yang enggak perlu saat makan.
Teknik-teknik ini dapat membantu kita mengetahui kapan harus berhenti karena sudah cukup, sekaligus memenuhi kebutuhan kalori tubuh dengan lebih baik serta mendapatkan lebih banyak kenikmatan dari makanan yang kita konsumsi.
Baca Juga: Yuk Jadi Vegetarian! Ini 5 Manfaat yang Bisa Kita Rasakan, Lho!
Mendekatkan Diri dengan Alam
Masyarakat Jepang mengenal praktik shinrin-yoku, yang berarti mandi di hutan atau menikmati suasana hutan, sebagai bentuk terapi alami.
Latihan ini lebih tentang perhatian dan menikmati lingkungan, sekaligus menyesuaikan diri dengan alam.
Ketika kita berada di alam, kita menggunakan semua indera, misalnya, dengan merasakan hembusan angin atau kehangatan matahari di kulit.
Kita juga bisa melihat semua warna hijau di rumput dan pohon-pohon dan mendengar daun-daunnya bergerak lembut.
Ketika menggunakan indera untuk menyesuaikan diri dengan alam, pikiran dan tubuh akan menjadi rileks, seperti yang didapatkan selama meditasi.
Faktanya, sebuah studi tentang mendekatkan diri ke alam menemukan bahwa bila dibandingkan dengan berada di lingkungan kota, berada di lingkungan hutan membuat tekanan darah lebih rendah, hormon stres yang lebih rendah, dan perasaan lebih tenang.
Enggak mesti ke hutan, kita pun bisa menerapkan ini di taman kota atau ruang terbuka hijau lainnya.
Menurut penelitian terbaru, perasaan bahagia dan kepuasan hidup meningkat setelah menghabiskan hanya 20 menit di taman kota.
Studi lain melaporkan temuan serupa di antara orang-orang yang menghabiskan 2 jam seminggu berolahraga atau menghabiskan waktu di luar rumah.
Jadi pergilah ke taman kota, tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ya.
Lingkaran Sosial yang Kuat
Hubungan sosial yang kuat dengan keluarga, teman, dan tetangga terbangun kuat dalam budaya Jepang.
Itulah alasan orang Jepang menikmati kesejahteraan fisik dan emosional yang lebih baik hingga usia lanjut.
Di Jepang, integrasi sosial dapat terjadi dalam beberapa cara, misalnya orang dewasa dapat tinggal di rumah tangga multi-generasi.
Mereka juga enggak jarang tetap bekerja walau melewati usia pensiun.
Salah satu contoh keterlibatan sosial yang paling protektif terlihat di Okinawa, dalam bentuk moai, jenis lingkaran sosial yang enggak hanya menyediakan persahabatan seumur hidup, tetapi bahkan bantuan keuangan saat dibutuhkan.
Cara ini membuat semua orang di lingkaran tahu mereka enggak sendirian dan dapat mengandalkan satu sama lain dalam keadaan susah maupun senang.
Jika kita merasa terisolasi atau kesepian, cari cara untuk terhubung dengan teman, keluarga, dan komunitas.
Gunakan kesempatan berbicara di telepon atau dengan bergabung dengan grup atau komunitas online yang memiliki minat yang sama dengan kita.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR