Gejala kondisi ini bisa bertolak belakang dengan urutan manik-depresi yang diharapkan, apalagi kejadian manik atau hipomanik bisa hampir enggak terdeteksi.
Selain itu, pada fase depresi hal itu sering kali dianggap sebagai penyakit lain.
Penyalahgunaan narkoba pun ditengarai bisa jadi alasan sulitnya mendiagnosis kondisi mental ini.
Baca Juga: Bisa Berpengaruh ke Kondisi Kulit, Ini Dampak Buruk Stres yang Harus Diwaspadai!
Menurut WebMD, 50% orang dengan gangguan bipolar harus mendatangi 3 tenaga profesional hingga akhirnya mendapat diagnosis yang tepat, yang berarti perawatan gangguan bipolar bisa jadi terlambat.
Padahal, gangguan bipolar adalah kondisi seumur hidup dan hampir tiap episodenya enggak bisa diprediksi.
Dengan kata lain, hal ini memungkinkan seseorang kesulitan beraktivitas karena perubahan suasana hati dan keterlambatan perawatan bisa berakibat buruk, apalagi penyebab kondisi ini enggak diketahui secara pasti.
Para ilmuwan yang mempelajari kondisi ini juga setuju bahwa enggak ada penyebab tunggal dari gangguan bipolar.
Dikutip dari National Institute of Mental Health (NIMH) beberapa faktor risiko berikut merupakan penyebab gangguan bipolar.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR