CewekBanget.ID - Herd Immunity sudah banyak disebut sejak awal pandemi COvid-19.
Banyak pro dan kontra akan Herd Immunity yang membuat kita pun sebagai masyarakat jadi penasaran apa itu Herd Immunity.
Jadi Herd Immunity atau kekebalan kelompok ini adalah salah satu cara dalam menghadapi wabah penyakit.
Baca Juga: Durasi Mandi yang Sehat Itu Selama 10 Menit! Jangan Buru-buru Makanya!
Dilansir dari laman Kompas.com, Herd Immunity bisa terjadi jika dalam suatu kelompok ada minimal 50% populasinya memiliki kekebalan terhadap virus, maka perlahan namun pasti virus tersebut akan hilang selama yang sakit dikarantina dan dikelilingi oleh orang yang kebal dengan virus.
Namun, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam konferensi pers hari Senin (17/8/2020), mengungkapkan kalau Herd Immunity enggak bisa dilakukan untuk mengatasi Covid-19.
"Saat ini, sebagai sebuah planet, sebagai populasi global, kita berada jauh dari tingkat kekebalan yang dibutuhkan untuk menghentikan penularan penyakit ini," kata Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO.
"Kita perlu fokus pada apa yang dapat kita lakukan untuk menekan penularan dan tidak hidup dengan harapan bahwa kekebalan kelompok akan menyelamatkan kita."
Baca Juga: Salah Satu Aktor Drama 'To All the Guys Who Loved Me' Positif COVID-19, Syuting Dihentikan Sementara
Memang, salah satu cara mengembangkan perlindungan dari virus corona adalah bertahan dengan terpapar virus, yang dapat membuat tubuh kita mengembangkan antibodi.
Meski para ahli mengetahui cara tersebut, mereka tidak tahu seberapa kuat respon kekebalan tubuh terhadap virus, berapa lama kekebalan bisa bertahan, dan apakah respon itu berbeda-beda antara satu orang dan orang lain.
Bahkan jika keberadaan antibodi Covid-19 melindungi kita dari virus corona, penelitian menunjukkan hanya sekitar 10 persen populasi global yang memiliki antibodi ini.
"Itu berarti sebagian besar populasi tetap rentan terhadap infeksi, dan virus memiliki peluang untuk menyebar," kata ahli epidemiologi penyakit menular Maria Van Kerkhove, kepala teknis Covid-19 WHO.
Vaksin tidak melindungi semua orang Cara lain untuk melindungi diri kita dari virus corona adalah dengan mendapatkan vaksin.
Tetapi vaksin yang aman dan efektif belum tersedia.
"Kita tidak bisa mengetahui antara cakupan vaksinasi dengan proporsi populasi yang kebal," kata Dr Bruce Aylward Penasihat Senior Direktur Jenderal WHO.
Itu artinya, membangun kekebalan kelompok melalui vaksinasi membutuhkan lebih banyak orang untuk mendapatkan vaksin dibandingkan persentase kekebalan tingkat populasi yang diperlukan untuk mengalahkan virus.
"Dalam situasi seperti ini, di mana lockdown terjadi di setengah populasi dunia dan ekonomi terhenti, kita harus merencanakan tingkat kekebalan kelompok yang sangat tinggi karena kami tidak ingin mengambil risiko," kata Dr Aylward.
Perusahaan dan pemerintah yang bertanggung jawab untuk meluncurkan vaksin, tambah Dr. Aylward, seharusnya tidak "terbuai dengan anjuran bahwa tingkat kekebalan kelompok yang diperlukan bisa rendah."
Baca Juga: Gini Caranya Menyimpan Skincare Biar Enggak Jadi Racun Buat Kulit!
Menurut Dr. Ryan, menunggu sampai tingkat kekebalan kelompok yang dibutuhkan tercapai bukanlah solusi untuk mengakhiri pandemi.
Satu-satunya solusi adalah menerapkan semua strategi yang diketahui efektif, seperti tes Covid-19, pelacakan kontak, isolasi, pemakaian masker, dan jarak fisik, sembari menunggu pengembangan vaksin.
"Sehingga kita bisa menangani hal ini dengan benar dan kembali ke normal baru yang kita butuhkan demi menjaga masyarakat kita, ekonomi terbuka dan sistem kesehatan kita aman."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Herd Immunity Sulit Dicapai untuk Menghentikan Covid-19, Menurut WHO."
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR