CewekBanget.ID - Mudahnya terjadi penularan COVID-19 membuat interaksi antarmanusia jadi salah satu kegiatan dengan risiko penularan yang tinggi.
Hal ini ditambah jika kita berada di dalam ruangan tanpa ventilasi yang mencukupi atau di tengah kerumunan.
Hal inilah yang mendasari aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan berbagai imbauan lainnya untuk menutup atau menyesuaikan aktivitas di tempat-tempat dengan potensi penyebaran virus yang tinggi itu.
Baca Juga: CDC Ralat Soal Penularan COVID-19 Lewat Udara, Balik ke Pedoman Sebelumnya!
Lokasi Rawan Penyebaran Virus
Dilansir dari Kompas.com, ahli imunologi dan direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS (NIAID), Anthony Fauci, MD menyebutkan ada beberapa lokasi yang berisiko tinggi.
Ia merujuk pada hasil studi yang dilaporkan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat) di situsnya.
Studi tersebut dilakukan dengan melihat kasus COVID-19 yang diperiksa di 11 fasilitas perawatan kesehatan AS dan melihat rasio pasien yang menerima hasil tes COVID-19 negatif versus positif, serta di mana mereka berada dalam dua minggu terakhir.
Temuan ini bisa menjadi pelajaran bagi kita, di mana pun kita tinggal, untuk lebih berhati-hati ketika beraktivitas di lokasi-lokasi ini.
Pusat Kebugaran
Salah satu tempat yang berisiko tinggi atas penularan virus corona adalah pusat kebugaran alias gym karena orang-orang cenderung bernapas dengan mendalam, mengeluarkan lebih banyak droplet yang berpotensi terkontaminasi, serta enggak ada penyaringan udara luar ruangan.
Di antara pasien yang diteliti oleh CDC, 7,8 persen orang yang dites positif pernah ke pusat kebugaran dalam dua minggu terakhir, sementara hanya 6,3 persen dari mereka yang dites negatif yang mengaku pernah ke pusat kebugaran.
Jika kita pengin berolahraga di gym, pastikan tempat tersebut telah menerapkan protokol kesehatan ketat, atau lebih baik kita berolahraga di rumah saja supaya lebih aman ya, girls.
Baca Juga: Ada 7 Gejala Baru Penularan COVID-19! Salah Satunya Muncul Lebih dari Sebulan!
Bar dan Tempat Nongkrong
Enggak hanya bar, sebaiknya hindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkumpul banyak orang dan cenderung membuat kita enggak mematuhi protokol kesehatan.
Pada umumnya, remaja berkumpul di tempat seperti bar, kafe, atau tempat nongkrong, kemudian bercengkrama tanpa mengenakan masker dengan tepat.
Sebaiknya kita lebih memerhatikan daerah sekitar kita yang mungkin termasuk dalam zona merah atau punya angka kasus penyebaran dalam komunitas yang tinggi.
Restoran
Sebanyak 40,9 persen pasien dengan hasil positif COVID-19 di Amerika pernah makan di luar dua minggu sebelumnya, hanya 27,7 persen yang dites negatif mengaku pernah ke makan di restoran sebelumnya.
Pasalnya, restoran biasanya memiliki ruangan tertutup sehingga risiko infeksi komunitas cukup tinggi.
Apalagi, kebanyakan orang enggak mengenakan masker ketika makan di restoran.
Baca Juga: Studi: Benarkah Memakai Kacamata Efektif Menangkal Infeksi COVID-19?
Perkumpulan Agama
Laporan CDC yang dirujuk Fauci mencatat perbedaan mencolok antara orang yang pergi ke pertemuan keagamaan dan mendapatkan hasil tes positif, yakni 7,8 persen, dan orang yang dites negatif, yakni 5 persen.
Jika kita memang harus hadir di tempat ibadah, usahakan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.
Usahakan untuk meminimalisir bepergian dan optimalkan waktu beribadah di rumah, ya.
Pasar Tradisional
Di berbagai daerah di Indonesia, pasar tradisional menjadi salah satu klaster penularan COVID-19.
Bahkan beberapa pasar terpaksa ditutup sementara sehingga aktivitas perdagangan berhenti.
Protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, wajib diterapkan pengelola pasar, pedagang, dan pembeli.
Hal ini untuk mengurangi risiko penularan COVID-19 yang dapat menular lewat droplet dan sentuhan.
(*)
Skincare Lokal Avoskin Membuka Avoskin Sanctuary dalam Perayaan 10 Tahun Komitmen Green and Clean Beauty
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR