CewekBanget.ID - Minuman yang memiliki kandungan gas karbon dioksida disebut sebagai minuman berkarbonasi.
Kandungan karbon dioksida di dalamnya membuat minuman ini memiliki ciri khas berupa gelembung-gelembung air yang menempel di dinding wadahnya.
Di pasaran, kita mengenal berbagai olahan minuman berkarbonasi dalam produk air mineral maupun minuman bersoda.
Namun karena popularitas minuman bersoda, enggak banyak yang menyadari perbedaan mendasar minuman bersoda dan minuman berkarbonasi.
Yup, keduanya berbeda lho, girls!
Baca Juga: Doyan Minum Soda Fatal Buat Kesehatan! Termasuk Berat Badan Melonjak!
Beda Minuman Berkarbonasi dan Minuman Bersoda
Perbedaan antara minuman berkarbonasi dan minuman bersoda terletak pada kandungannya.
Selain karbon dioksida, minuman berkarbonasi ternyata memiliki sedikit kandungan garam yang membuat rasanya sedikit mencolok.
Minuman berkarbonasi juga memiliki kandungan pH 3-4 yang sedikit asam, meskipun enggak sampai mengganggu keseimbangan pH tubuh.
Sementara itu, minuman bersoda mengandung karbon dioksida dengan campuran gula, asam sitrat, pemanis buatan seperti sirup jagung fruktosa dan kandungan lainnya.
Karena kandungannya, baik minuman berkarbonasi dan minuman bersoda memiliki dampak yang berbeda, termasuk pada kesehatan gigi, tulang, berat badan, pencernaan, gula darah, dan otak.
Gigi
Sebuah riset menyebutkan kandungan asam sitrat, karbon dioksida dan gula dalam minuman bersoda dapat menimbulkan kerusakan pada gigi.
Asam dan gula dalam minuman bersoda disebut dapat merusak enamel gigi.
Sementara itu, minuman berkarbonasi yang tanpa gula enggak terbukti dapat merusak gigi.
Tulang
Minuman berkarbonasi enggak memengaruhi kesehatan tulang.
Sementara itu, minuman bersoda dengan kandungan asam sitrat, dan cola yang mengandung banyak fosfor berpotensi menurunkan kadar kalsium.
Akibatnya, mereka yang sering mengonsumsi minuman bersoda berisiko memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih rendah.
Berat Badan
Sebuah riset menyebutkan minuman berkarbonasi dapat menyebabkan rasa kenyang lebih lama ketimbang minuman biasa.
Sebaliknya, minuman bersoda dengan kandungan gula dapat menyebabkan rasa lapar akibat meningkatnya hormon rasa lapar yang disebut ghrelin.
Selain kandungan gula yang dapat meningkatkan kadar lemak pada minuman bersoda, rasa lapar berkepanjangan bisa meningkatkan risiko mengalami obesitas, akibat enggak bisa menahan diri dalam mengonsumsi makanan.
Baca Juga: Mitos Atau Fakta: Terlambat Haid Bisa Dipercepat dengan Minum Soda?
Pencernaan
Asam lemak yang terdapat dalam minuman berkarbonasi dapat merangsang reseptor saraf di mulut.
Selain itu, sejumlah riset juga menyebut minuman berkarbonasi dapat membantu melancarkan pencernaan.
Minuman berkarbonasi juga memiliki pH yang sedikit asam meskipun enggak sampai mengganggu keseimbangan pH tubuh.
Namun, tingkat keasaman ini juga dapat berfungsi meningkatkan aktivitas lambung sehingga saat aktivitas lambung meningkat, tanpa harus mengganggu fungsi organ lambung, minuman berkarbonasi membantu meredakan nyeri ulu hati akibat asam lambung.
Sebaliknya, kandungan fosfor dalam minuman bersoda dapat mengikat zat kalsium, magnesium, serta seng yang ada di dalam usus halus.
Asam fosfor yang mengikat ketiga zat penting tersebut kemudian akan terbuang begitu saja, saat kita buang air kecil dan menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan dan masalah penyerapan gizi.
Dampak buruk lain minuman bersoda pada pencernaan yaitu tingginya kandungan gula yang mengganggu penyerapan air di dalam ginjal.
Baca Juga: Soda Diet Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan? Benar Enggak Ya?
Gula Darah
Kandungan gula dan pemanis buatan dalam minuman bersoda menyebabkan peningkatan gula darah yang bisa memicu diabetes dan tekanan darah tinggi, serta berbagai penyakit, seperti stroke dan jantung.
Enggak hanya itu, kandungan asam nitrat dan pemanis buatan dalam minuman bersoda juga dapat meningkatkan risiko peradangan.
Sementara itu, minuman berkarbonasi polos seperti air mineral enggak memiliki efek negatif pada gula darah dan tekanan darah.
Otak
Kandungan fenilalanin dalam asparatame, pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam minuman bersoda juga dapat menyebabkan kerusakan otak.
Mengonsumsi minuman berkarbonasi dan minuman bersoda berlebihan bisa menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan.
Jika kita merasakannya, misalnya sakit perut maupun diare, berkonsultasilah dengan dokter.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR