Bahkan, menurut pedoman medis umum, masker kain tiga lapis yang dinilai sebagai masker dengan perlindungan terbaik pun bisa berkurang efektivitasnya ketika terlalu sering digunakan.
Sebab, masker tersebut bukanlah jenis masker sekali pakai. Masker kain bisa dicuci dan dapat dipakai kembali.
Idealnya, masker kain harus direndam dalam air panas dan larutan disinfektan, kemudian dibiarkan mengering sebelum digunakan kembali.
Proses pencucian inilah yang bisa membuat kualitas kain menjadi jelek.
Pencucian yang kasar, serta bahan-bahan kimia pada deterjen atau pemutih yang diberikan terus menerus dapat memengaruhi kualitas kain.
Hal ini yang bisa membuat masker cenderung kurang efektif untuk melindungi mulut dan hidung dari partikel virus.
Oleh karenanya, kita juga disarankan untuk membuang masker setelah beberapa kali pencucian.
Waktu yang tepat untuk mengganti masker
Meskipun dengan perawatan dan penyimpanan yang tepat, masker tetap memiliki jangka waktu sebelum keefektifannya berkurang.
Memangm tidak ada waktu pasti untuk menentukan kapan seseorang harus mengganti atau membuang masker.
Sebab, semua itu tergantung pada jenis masker, kain, dan intensitas pencuciannya.
Mengganti masker juga bergantung pada berapa kali kita menggunakan dan melepaskannya.
Sebagai contoh, jika kita adalah seseorang yang lebih sering bepergian dan menghadapi lebih banyak paparan virus, jadwal penggantian masker harus lebih rutin.
Kendati demikian, memastikan kebersihan dan perawatan masker juga penting. Mengingat, perubahan musim dan pencemaran udara yang kita alami saat ini.
Masker yang buruk dan rusak sudah pasti memiliki kualitas buruk, maka akan mempersulit kita untuk menghindari kuman maupun polutan.
Baca Juga: Enggak Banyak yang Tahu, Bekas Air Cucian Beras Ternyata Bermanfaat!
Penulis | : | None |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR