CewekBanget.ID - Beberapa waktu terakhir, para pengguna media sosial dan aplikasi messenger ramai membicarakan aplikasi WhatsApp.
Hal itu lantaran muncul notifikasi permintaan persetujuan kebijakan privasi baru yang dikeluarkan oleh WhatsApp.
Kebijakan privasi baru tersebut memicu kekhawatiran mengenai data pribadi pengguna WhatsApp yang akan dibagikan kepada Facebook.
Sebelumnya, rencana kebijakan privasi tersebut akan diberlakukan pada 8 Februari, namun WhatsApp telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa pemberlakukan kebijakan baru tersebut akan diundur.
Meski WhatsApp telah mengklarifikasi sejumlah hal terkait informasi tersebut dan menepis kabar palsu (hoax) terkait kebijakan barunya, masih ada beberapa pengguna yang khawatir dan mungkin terpikir untuk mencari aplikasi messenger lain yang lebih aman.
Kalau kita salah satunya, ada sejumlah aplikasi chatting yang bisa kita gunakan:
Baca Juga: Mau Tahu Siapa yang Suka Stalking Profil WhatsApp Kita? Gini Caranya!
Telegram
Telegram adalah salah satu aplikasi perpesanan yang banyak disukai sebagai pengganti WhatsApp.
Aplikasi ini banyak memiliki fitur yang sama dengan WhatsApp, bahkan memiliki beberapa tambahan.
Ketika menggunakan Telegram, salah satu fitur yang menonjol adalah pengguna dapat mengundang pengguna lain dalam 'obrolan rahasia' yang dienkripsi secara end-to-end, mampu menghapus dirinya sendiri, enggak dapat diteruskan, dan menurut aplikasi enggak akan meninggalkan jejak di server Telegram.
Selain itu, pengguna yang melakukan obrolan rahasia ini akan diberitahu saat ada yang mencoba mengambil tangkapan layar, serta mampu mendukung hingga 200.000 anggota dalam satu kelompok.
Karena itulah aplikasi ini dipakai para kelompok aksi protes di Hong Kong, Iran dan Spanyol.
Aplikasi ini memiliki banyak fitur dan bukan produk Facebook yang dianggap banyak orang sebagai sebuah keuntungan.
Namun Telegram memiliki sejumlah kekurangan. Meskipun ia 'menjual diri' sebagai platform privasi, namun aplikasi ini enggak menawarkan enkripsi pesan secara default dan hanya berlaku pada 'Obrolan Rahasia' aplikasi.
Bahkan dalam obrolan rahasia itu Telegram mengirimkan pratinjau tautan ke server jarak jauh, kecuali jika fungsi itu dimatikan.
Dukungan enkripsi end-to-end hanya ada jika obrolan rahasia diaktifkan dan hanya untuk obrolan pengguna tunggal, namun enggak untuk grup seperti yang dilakukan Signal, WhatsApp, dan iMessage secara default.
Kekurangan lain dari Telegram, ia enggak mempublikasikan semua kodenya sehingga pengaturan keamanannya enggak bisa menjadi subjek pengawasan publik.
Sebagaimana WhatsApp, Telegram mengumpulkan metadata, informasi mengenai siapa menelpon siapa, pada waktu apa, dan untuk berapa lama.
Dalam kebijakan privasinya Telegram menyebut itu dilakukan untuk mengatasi spam dan penyalahgunaan; namun bagi sejumlah orang, ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa data bisa saja jatuh ke tangan yang salah.
Signal
Signal dianggap memiliki fokus yang lurus sebagai aplikasi messenger dan memiliki keamanan yang sederhana.
Platform ini adalah pilihan untuk orang-orang yang mengkhawatirkan privasi, pelacakan, iklan, atau pengawasan pemerintah.
Signal didirikan oleh Matthew Rosenfeld, seorang ahli kriptografi dan peneliti keamanan Australia-Amerika.
Kelebihan Signal adalah ia mengumpulkan data dalam jumlah minimal sehingga enggak akan banyak membagikan data seandainya pun aplikasi menginginkannya.
“Signal tidak menjual, menyewakan, atau memonetisasi data atau konten pribadi Anda dengan cara apa pun-selamanya,” kata aplikasi tersebut dalam kebijakan privasinya.
Namun kekurangan Signal adalah pengguna enggak akan menemukan kontak di Signal sebanyak yang bisa dilakukan di WhatsApp.
Selain itu, Signal adalah project open source, sehingga aplikasi ini terbuka bagi siapa pun untuk meneliti keamanannya.
Fyi, Signal merupakan perusahaan nirlaba dengan nama The Signal Foundation yang didanai oleh sumbangan. Makanya, muncul keraguan dari pengguna mengenai keberlangsungan Signal mengingat ia hidup dari donasi.
Baca Juga: Kominfo Minta Penjelasan WhatsApp & Facebook Terkait Pengaturan Privasi Masyarakat!
Viber
Viber juga salah satu aplikasi berbagi pesan populer.
Akan tetapi, pengguna Viber cenderung berkonsentrasi pada wilyah tertentu sehingga cukup sulit untuk menemukan teman yang menggunakan aplikasi ini.
Basis pengguna inti Viber adalah di Eropa Timur, Afrika Utara dan Timur Tengah. Meskipun, saat ini pengguna sudah tesebar di berbagai tempat di dunia.
Viber memiliki fitur obrolan grup, pesan suara, dan video instan, serta mendukung untuk panggilan video dan audio.
Pesan di Viber juga dienkripsi secara end-to-end; ditambah lagi, aplikasi ini juga memiliki fitur menghancurkan pesannya sendiri.
Baca Juga: 5 Aplikasi Chatting Aman Buat Pengganti WhatsApp. Sudah Install?
LINE
Kalau yang satu ini, mungkin banyak dari kita yang sudah menggunakannya.
LINE adalah aplikasi yang memiliki fitur hampir mirip dengan WhatsApp.
Sebagaimana WhatsApp, LINE sebagai aplikasi yang berbasis di Jepang ini juga menawarkan panggilan suara dan video gratis.
Selain itu, aplikasi ini juga memungkinkan dilakukannya berbagi file dan lokasi secara gratis.
Layanan ini juga menyediakan fitur untuk memblokir seorang teman yang ada di kontak dan menjadi pelopor emoticon yang bervariasi.
BiP
Salah satu aplikasi yang juga populer dengan munculnya kebijakan baru WhatsApp ini adalah BiP.
Aplikasi yang berasal dari Turki ini mengiklankan dirinya sebagai platform komunikasi yang aman dan mudah digunakan yang tersedia secara gratis.
Melalui aplikasi ini seseorang bisa melakukan panggilan suara dan video, berbagi gambar, video dan lokasi mereka dengan pengguna lain.
Kantor Komunikasi Kepresidenan Turki dan Kementerian Pertahanan Negara bahkan dikabarkan telah memindahkan grup obrolannya ke aplikasi BiP ini.
Melansir Kompas.com pada 20 Januari 2021, aplikasi ini dapat menerjemahkan pesan ke lebih dari 100 bahasa; selain itu, fitur lain yang ditawarkan adalah adanya fitur panggilan video grup hingga 10 orang, merinci cuaca dan nilai tukar.
(*)
Baca Juga: Ingat Baim Cilik? Sempat 'Hilang' Kini Jadi Remaja Santri yang Menawan
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR