Buat yang belum tahu makanan cepat saji ternyatar sudah ada sejak hampir seabad yang lalu, tetapi konsepnya benar-benar berkembang pesat selama tahun 1940-1950-an.
Saat ini, sudah menjadi budaya pokok bahwa satu dari tiga orang Amerika makan makanan cepat saji setiap hari.
Di Indonesia sendiri, makanan cepat saji dari Amerika sudah menjamur dan menjadi salah satu pilihan masyarakat.
Biasanya makanan cepat saji adalah makanan yang diproses secara massal, diproduksi secara massal yang disiapkan dengan cepat di atas panggangan, di penggorengan, atau di dalam microwave.
Restoran cepat saji juga menggunakan bahan-bahan tambahan khusus agar kita terus menginginkan kentang goreng atau ayam goreng renyah olahan mereka.
Makanan yang berbeda dapat memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, tetapi berikut ini beberapa hal yang mungkin terjadi pada tubuh, saat kita mengonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji.
Menaikkan Tekanan Darah
Banyak makanan cepat saji yang mengandung natrium sebagai pengawet dan meningkatkan rasa.
Segala sesuatu yang diproses, dikemas, atau dikotak akan mengandung natrium dan masalahnya pola makan tinggi natrium diketahui dapat meningkatkan tekanan darah, yang memberi tekanan pada sistem kardiovaskular.
Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat mengeraskan atau mempersempit pembuluh darah, yang menjadi faktor risiko utama serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
Bikin Kembung
Makan makanan yang tinggi natrium, tinggi lemak, atau karbohidrat olahan seperti roti dapat membuatmu merasa kembung.
Ditambah lagi, jika kita memakannya sambil minum soda, rasa begah di perut jadi lebih buruk.
Kembung seharusnya hanya bersifat sementara, tetapi rasa ini bisa membuat kita merasa enggak nyaman.
Baca Juga: Pandemi, Burger King Nyuruh Pelanggan Pesan Makanan di McDonald's!
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR