Penyebab umum ombrophobia lainnya adalah perasaan depresi yang diasosiasikan oleh kebanyakan orang dengan hari mendung atau langit kelabu.
Dalam hal ini, ada orang yang takut takut akan efek depresi dan khawatir bahwa hujan perlahan akan merusak keseimbangan mentalnya.
Ombrophobia juga bisa dimulai oleh peristiwa traumatis yang dialami selama hidup seseorang.
Misalnya, pemandangan atau gagasan hujan akan memicu peristiwa traumatis yang tertekan dan menyebabkan orang tersebut menghidupkan kembali momen tersebut.
Sayangnya, fobia ini kemungkinan akan memburuk seiring berjalannya waktu jika enggak ditangani dengan benar.
Baca Juga: 5 Lagu Grup Band Korea yang Cocok Didengarkan Saat Musim Hujan!
Gejala pluviophobia mungkin berbeda-beda pada setiap orang, khususnya apabila dikategorikan berdasarkan usia.
Pada anak-anak kecil, fobia terhadap hujan biasanya membuat mereka menjerit dan menangis terus menerus, gemetar enggak terkendali, mengajukan pertanyaan yang menegaskan rasa takut mereka seperti kemungkinan terjadi banjir, melihat ke langit secara konstan untuk memantau hujan, hingga enggak mau keluar rumah saat hujan.
Sedangkan orang dewasa yang takut pada hujan akan memiliki gejala gemetar atau merasa pengin melarikan diri dan bersembunyi, enggak mampu berpikir atau berbicara dengan jelas, merasa panik, cemas, atau ketakutan yang enggak terkendali, hingga gejala fisik seperti mulut kering, sulit bernapas, dan detak jantung cepat.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR