CewekBanget.ID - Sinar matahari memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan, khususnya memberikan nutrisi vitamin D pada tubuh.
Namun, terlalu banyak terpapar sinar radiasi matahari berisiko merusak kulit, memicu penuaan dini, pigmentasi, bahkan kanker kulit.
Kita dapat meminimalkan dampak kerusakan kulit akibat sinar matahari dengan cara menggunakan sunscreen atau memakai alat pelindung khusus seperti topi atau pakaian lengan panjang.
Yang penting kita mesti mengenali dulu nih, tanda-tanda kulit rusak terkena paparan radiasi sinar matahari!
Baca Juga: Selain Sunscreen, Lindungi Kulit dari Sinar Matahari dengan 5 Hal Ini
Kerusakan Kulit Akibat Sinar Matahari
Paparan sinar UV dalam jangka waktu yang lama dapat memicu munculnya masalah kesehatan kulit.
Dengan kata lain, munculnya tanda-tanda kerusakan kulit yang mungkin kita alami saat ini adalah efek jangka panjang dari paparan sinar matahari yang sudah dialami beberapa tahun lalu.
Fyi, sinar matahari terdiri dari cahaya tampak, radiasi infra merah, dan radiasi ultraviolet (UV).
Sedangkan sinar UV sendiri terbagi menjadi tiga jenis.
Sinar UVA
Sinar ini memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan dapat menembus lapisan kulit yang lebih dalam.
Paparan sinar UVA dapat menyebabkan kerusakan genetik pada sel-sel di bagian paling dalam dari lapisan kulit, sehingga memicu munculnya tanda-tanda penuaan dini seperti kerutan dan garis-garis halus.
Sinar UVA juga dapat mempercepat penggelapan kulit (tanning).
Sinar UVB
Sinar ini memiliki panjang gelombang lebih pendek dan dikaitkan dengan penyebab kulit terbakar.
Enggak seperti sinar UVA, sinar UVB enggak dapat menembus lapisan kulit paling dalam, sehingga hanya merusak lapisan terluar kulit.
Meskipun begitu, seiring dengan sinar UVA, sinar UVB juga berkontribusi terhadap penuaan kulit dan dapat menyebabkan kanker kulit.
Sinar UVC
Sinar ini adalah sinar yang paling merusak.
Tapi tenang, lapisan ozon mencegah sinar UVC mencapai permukaan bumi, kok.
Jadi kita enggak perlu khawatir terkena paparannya.
Selanjutnya, tanda-tanda berikut ini pada kulit menunjukkan bahwa kulit kita rusak terkena sinar matahari.
Baca Juga: Jenis Flek di Wajah Ada 4 Lho! Lalu Gimana Cara Menghilangkannya?
Sunburn
Sunburn adalah salah satu kondisi kulit yang diakibatkan oleh paparan radiasi UV berlebihan.
Kondisi ini menyebabkan kulit terasa terbakar, yang disertai dengan rasa perih, kemerahan hingga mengalami pembekakan dan melepuh.
Bahkan dalam kasus yang ekstrim, sunburn juga dapat disertai dengan sakit kepala, mual, dan demam.
Sunburn dapat dialami oleh semua orang, tetapi jenis kulit dan intensitas paparan sinar matahari menentukan seberapa parah kondisi sunburn yang dialami.
Kulit Kering
Enggak hanya dapat menyebabkan kulit terbakar, paparan sinar UV matahari juga dapat menyebabkan kulit kering hingga iritasi.
Kulit kering akibat paparan sinar matahari ditandai dengan kulit terkelupas (flaking), kemerahan, gatal (itching), dan kulit kasar (roughness).
Untuk mengatasi kondisi kulit kering, lakukan gentle exfoliation dengan menggunakan pelembap atau body butter untuk melembapkan kulit, serta minum banyak air.
Kerutan dan Garis-Garis Halus
Paparan sinar UV yang berlebihan dapat menonaktifkan karotenoid, yang melindungi kulit dari oksidasi.
Ketika karotenoid dinonaktifkan, kolagen kulit dan elastin yang menjaga kulit tetap kencang dan halus akan terdegradasi.
Akibatnya, akan muncul tanda-tanda penuaan seperti kerutan dan garis-garis halus.
Untuk mengatasi kondisi kulit semacam ini, ada baiknya konsultasikan dengan dokter kulit.
Biasanya, dokter kulit akan menyarankan perawatan anti aging, seperti retinoid topikal, suplemen beta-karoten, chemical peels, terapi laser, atau mikrodermabrasi.
Baca Juga: 7 Kesalahan Remaja Pakai Sunscreen yang Bikin Kulit Kusam & Butek!
Age spots atau juga dikenal dengan istilah solar lentigines adalah suatu kondisi kulit ketika muncul bercak-bercak gelap pada kulit yang disebabkan oleh paparan sinar UV yang berlebihan dan menyebabkan melanin menggumpal di dalam keratinosit atau diproduksi dalam konsentrasi tinggi.
Bintik-bintik penuaan atau age spots dapat dialami oleh semua orang, apapun jenis kulitnya.
Namun umumnya age spots lebih sering dialami oleh orang dewasa yang berusia lebih dari 50 tahun.
Meskipun begitu, enggak menutup kemungkinan jika orang yang lebih muda juga mengalami age spots karena paparan sinar matahari dalam waktu yang lama.
Bintik-bintik penuaan biasanya berwarna tan atau coklat tua dengan ukuran sekitar 13 milimeter dan berbentuk oval.
Pada dasarnya, bintik-bintik penuaan enggak memerlukan perawatan medis yang serius. Akan tetapi, kita tetap perlu mengunjungi dokter kulit untuk mengurangi tampilan age spots.
Dokter biasanya akan merekomendasikan krim pencerah kulit yang mengandung asam glikolat, kojic acid, dan retinoid, serta menyarankan tindakan chemical peel, laser therapy, mikrodermabrasi, dan cryotherapy.
Namun, jika bintik-bintik penuaan berubah warna menjadi hitam, ukurannya semakin membesar, memiliki batas enggak beraturan, memiliki kombinasi warna yang enggak biasa, dan berdarah, segera konsultasikan dan periksakan diri ke dokter, karena itu bisa menjadi tanda-tanda melanoma atau kanker kulit yang serius.
Melasma
Melasma adalah suatu kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik berwarna coklat tua atau abu-abu pada kulit.
90% orang yang mengalami melasma adalah cewek, namun enggak menutup kemungkinan jika cowok juga bisa mengalaminya.
Meski belum jelas penyebab utama yang dapat menyebabkan melasma, tetapi ada beberapa penyebab yang diketahui dapat memicu munculnya melasma, salah satunya yaitu paparan sinar matahari.
Paparan sinar matahari dapat mempengaruhi sel-sel yang mengontrol pigmen (melanosit), sehingga menciptakan bintik-bintik melasma pada kulit.
Untuk mengurangi tampilan bintik-bintik melasma pada kulit, dokter biasanya akan meresepkan krim yang dapat mencerahkan kulit.
Jika ini enggak berhasil, chemical peels, dermabrasion, dan microdermabrasion adalah opsi yang memungkinkan.
Perawatan ini dapat menghilangkan lapisan kulit bagian atas, sehingga dapat membantu mengurangi tampilan bintik-bintik melasma.
Baca Juga: 6 Trik Febby Rastanty Tampil Keren Pakai Kemeja Putih. Kepoin, Yuk!
Keratosis Aktinik
Keratosis aktinik (Actinic Keratosis) atau dikenal juga dengan sebutan Solar Keratosis adalah suatu kondisi kulit yang ditandai dengan adanya sedikit benjolan atau bercak kasar, kering, dan bersisik pada kulit, berwarna merah muda, merah, atau cokelat, serta adanya sensasi terbakar dan gatal pada daerah tersebut.
Terkadang, benjolan ini menyerupai kutil.
Keratosis aktinik adalah jenis lesi prakanker yang paling umum, dan jika enggak diobati, dapat berkembang menjadi kanker kulit.
Salah satu penyebab kondisi kulit semacam ini adalah efek jangka panjang dari paparan sinar matahari.
Untuk mengatasi kondisi kulit keratosis aktinik adalah dengan melakukan prosedur bedah, seperti terapi laser atau cryosurgery, kemoterapi topikal, dan imiquimod untuk membunuh sel-sel prakanker.
(*)
Baca Juga: Sering Merasa Jadi Beban Keluarga? Intip Jawaban dari Psikolog Yuk
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR