CewekBanget.ID - Buat kalian yang sering main sosial media, pasti sering banget nih mendengar istilah 'Beban keluarga,' setuju enggak?
Karena pengguna sosial media saat ini juga banyak berasal dari usia remaja, istilah ini jadi enggak asing dan perlu diluruskan nih, apakah benar kita ini adalah beban keluarga?
Ditambah lagi dengan kondisi sekarang yang mengharuskan kita buat lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak buat di rumah aja.
Baca Juga: Ailee Kabarkan Ibunya Meninggal Dunia, Berjanji Meneruskan Tugasnya Merawat Keluarga
Jangan-jangan, secara enggak sadar, kadang kita juga merasa menjadi beban keluarga.
Nah, pembahasan tentang 'beban keluarga' ini dibahas dalam Youth Talks: Harta, Tahta, Beban Keluarga? yang diadakan oleh CewekBanget.ID bareng HAI pada Sabtu (13/2/2021).
Webinar dengan total 390 peserta ini turut mengundang psikolog Rosloina Verauli, M.Psi.,Psi untuk membahasnya. Lalu apa kata psikolog yang akrab disapa dengan Mbak Vera ini?
Baca Juga: Kepoin 7 Foto Anggota Keluarga Kerajaan Inggris Saat Bersepeda. Seru!
Usia 18-20 ke bawah bukan beban keluarga
Mbak Vera mengatakan kalau di usia 18-20 ke bawah bukanlah beban bagi keluarganya karena pada usia tersebut sebenarnya masih menjadi tanggung jawab dari orang tua.
Menurutnya, ada struktur keluarga yang keliru ketika remaja dalam rentang usia tersebut justru merasa menjadi beban keluarga.
"Karena di usia segitu sedang tidak dituntut untuk secara finansial mampu untuk diri sendiri apalagi keluarga," imbuhnya.
Ia menambahkan dengan mengatakan memang kadang orang tua menuntut berdikari di masa remaja.
Kalau itu terjadi, berarti orang tua tersebut yang disfunction, karena jangan sampai anak yang mengambil peran orang tua baik secara finansial atau emosional.
Baca Juga: Kepoin 7 Foto Anggota Keluarga Kerajaan Inggris Saat Bersepeda. Seru!
Lalu, apakah dalam usia tersebut kita berhak buat menuntut banyak hal dari orang tua?
Mbak Vera mengatakan kalau harus tahu perbedaan antara needs dan wants.
"Jadi yang dipenuhi itu kebutuhan makan, bukan keinginan makan. Makan tempe juga sudah cocok kok gizinya.
Karena anak yang sering dibutuhi wantsnya punya self control rendah. Nggak ada batasan dan aturan, orang tua jadi permisif."
Di sisi lain, usia tetap jadi pertimbangan, tapi juga enggak bisa lari dari aspek budaya dan value keluarga.
"Jadi sumber merasa jadi beban ortu itu karna ada tekanan yang diberi orang tua, yang sebenernya udah dirasain sama ortunya. Tapi bisa juga dari diri sendiri karena ngerasa insecure," ujarnya.
Tips biar enggak merasa jadi beban keluarga
Dalam webinar ini, mbak Vera juga memberikan tips singkat biar kita enggak merasa jadi beban keluarga, lho.
Pertama, kita juga harus memiliki space dan rasa independen, jadi enggak merasa menjadi beban keluarga.
Kedua, kita juga harus tahu dan memahami 'Sebenarnya ini beban siapa?' dan enggak lupa buat tetap mengeksplor diri.
Oiya girls, rangkaian Youth Talks tentang mental health dari CewekBanget.ID x HAI bakal ada lagi pada 15 dan 28 Februari mendatang.
Biar enggak kelewatan, selalu cari tahu kabar terupdatenya di sosial media CewekBanget.ID, ya!
(*)
Penulis | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
Editor | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
KOMENTAR