CewekBanget.ID - Pernahkah kita mendapati seseorang yang gampang merasa terganggu oleh suara menguap, bernapas, atau mengunyah?
Atau mungkin malah kita sendiri yang enggak tahan mendengar suara-suara semacam itu?
Kalau hal itu terjadi, bisa jadi pengalaman itu termasuk sindrom misophonia.
Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Pada Telinga Saat Terlalu Sering Memakai Headset
Misophonia
Misophonia adalah suatu gangguan ketika kita membenci suara tertentu yang biasa dibuat oleh manusia dan kita sebagai orang yang menderita gangguan ini akan merasa stres ketika mendengar suara pemicu.
Orang yang menderita misophonia bisa mengalami ledakan emosional ketika mendengar suara dari orang lain.
Suara yang bisa mengganggu penderita misophonia antara lain mengunyah, menelan, bernapas, mengecap bibir, jam berdetak, gemerisik kertas, suara pintu dibanting, dan sejenisnya.
Penyebab Misophonia
Peneliti belum mengetahui apa yang menyebabkan misophonia.
Namun, orang dengan gangguan tertentu berisiko tinggi mengalami misophonia.
Gangguan yang dimaksud antara lain gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kecemasan, hingga sindrom Tourette.
Penderita tinnitus juga rentan mengalami misophonia.
Tinnitus adalah kelainan lain ketika kita mendengar suara, seperti dering di telinga, yang enggak dapat didengar orang lain.
Misophonia umumnya terjadi sebelum pubertas, dengan gejala pertama paling sering terjadi antara usia 9-12 tahun.
Gangguan ini juga lebih banyak dialami oleh cewek daripada cowok.
Fyi, orang dengan misophonia cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi.
Baca Juga: Pakai Headset Terlalu Lama Sebabkan Gangguan Pendengaran, Banyak Terjadi Pada Remaja!
Faktor Keturunan
Suara pemicu awal biasanya adalah suara lisan dari orang tua atau anggota keluarga, dan pemicu baru muncul seiring waktu.
Kemungkinan besar, gangguan ini terjadi karena adanya komponen genetik yang sering diturunkan dalam keluarga.
Selain itu, peneliti juga mencatat penderita misophonia memiliki tanda fisiologis stres yang besar.
Cara Mengatasinya
Sayangnya, misophonia merupakan kelainan seumur hidup yang enggak dapat disembuhkan.
Saat ini, belum ada obat yang bisa mengatasi misophonia.
Namun, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menanganinya.
Baca Juga: Studi Baru: COVID-19 Bisa Sebabkan Gangguan Pendengaran Permanen!
Kita bisa melakukan terapi pelatihan ulang tinitus.
Pada metode ini, pasien diajari untuk mentolerir kebisingan dengan lebih baik.
Ada pula terapi perilaku kognitif (CBT), jenis terapi yang dapat membantu mengubah asosiasi negatif terkait suara pemicu.
Kalau enggak, kita bisa mengikuti konseling suportif bagi penderita misophonia dan keluarga, yang menjadi penting karena kondisi tersebut dapat mempengaruhi seluruh anggota keluarga.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR