Fenomena ini mirip dengan ketika kita meninggalkan jejak di pasir pantai atau jalan berlumpur; bedanya, enggak seperti jejak yang disebutkan tadi, jejak digital konon 'abadi' dan enggak bakal terhapus dengan sendirinya sehingga bisa terungkit kapan saja, kecuali kita yang melenyapkannya sedemikian rupa.
Segala informasi yang kita bagikan secara online dapat menjadi gambaran diri kita di mata orang lain serta menjadi bayangan aktivitas atau kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, terlepas dari benar atau salah, atau apakah kita sudah berubah atau belum.
Risiko Jejak Digital Bocor
Faktanya, hampir semua pengguna internet meninggalkan jejak digital masing-masing.
Kadang kita memang melakukannya secara enggak sadar atau tanpa maksud tertentu, tapi semua data seperti foto liburan, status tentang informasi pribadi, dan sebagainya merupakan kontribusi kita terhadap metadata layanan online yang kita gunakan.
Ketika jejak digital kita bocor, bahkan meskipun kita sudah lupa akan hal tersebut karena sudah sangat lama berlalu atau karena kita sudah menjadi sosok yang berbeda, kita akan berada dalam sejumlah risiko.
Baca Juga: Media Sosial Sudah Terlalu Toxic? Hindari dengan Mengikuti Tips Ini!
Source | : | Netsafe |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR