Biasanya victim blaming dilakukan orang yang percaya bahwa seseorang menyebabkan dirinya sendiri tertimpa musibah, demi menjaga mindset kalau dunia sebetulnya aman-aman saja bagi mereka.
Tapi perilaku seperti inilah yang kerap membuat korban dan penyintas kekerasan seksual atau domestik jadi diam dan takut untuk melaporkan penyerangan terhadap diri mereka.
Kekerasan Seksual Enggak Dianggap Serius
Sayangnya, perilaku victim blaming masih sering banget dilakukan masyarakat bahkan di tingkat keluarga sekalipun, entah sadar maupun enggak sadar.
Victim blaming menunjukkan bahwa kekerasan seksual dan domestik, termasuk pelecehan seksual, masih belum dianggap serius; selain itu korban, yang biasanya merupakan perempuan, adalah pihak yang salah karena 'memancing' tindak kekerasan dari pelaku.
Victim blaming seakan membenarkan dan menganggap normal tindak kekerasan, serta melanggengkan budaya pemerkosaan (rape culture) di lingkungan sosial.
Baca Juga: 5D Cegah Pelecehan Seksual di Ruang Publik. Stop Jadi Bystander Pasif!
Source | : | Harvard Law School HALT |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR