Walaupun enggak bisa dideteksi dengan tes PCR biasa, tetapi sebuah perusahaan diagnostik Eropa Novacyt Group mengumumkan bahwa tes PCR-nya berhasil mendeteksi varian baru tersebut.
Dalam penjelasannya, Kementerian Kesehatan menyebut varian baru ini mengalami beberapa mutasi pada protein lonjakan, sehingga membuat virus tak terdeteksi dengan PCR.
Tidak lebih menular dan tidak mematikan
Meski sulit terdeteksi, Kementerian Kesehatan menegaskan belum ada bukti yang menunjukkan varian ini lebih menular dan lebih mematikan.
Pihaknya kini masih terus melakukan penyelidikan untuk mendalami mutasi baru ini dan dampaknya.
"Eksperimen juga akan dilakukan untuk menentukan bagaimana varian ini bereaksi terhadap vaksinasi dan antibodi yang dikembangkan selama infeksi sebelumnya," kata Kementerian.
Baca Juga: Kenali Gejala Virus Corona Mutasi Inggris B.1.1.7 yang Lebih Menular!
Profil genetik varian baru menunjukkan, varian itu enggak berbagi mutasi kunci dengan B.1.351 dan P.1 yang merupakan varian Afrika Selatan dan Brasil, tetapi memiliki strain sama dengan varian yang terlihat di California Selatan.
Varian dalam penyelidikan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengategorikan strain baru sebagai "varian dalam penyelidikan" (VUI), dikutip dari News Medical.
Status tersebut berbeda dari strain yang diidentifikasi di Brasil, Inggris, dan Afrika Selatan dengan kategori "varian yang menjadi perhatian" (VOC).
Ada ribuan varian yang masuk kategori VUI dan muncul secara alami.
Varian tersebut juga hanya sebagian kecil yang menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR