CewekBanget.ID - Sahabat adalah tempat kita berbagi cerita dan keluh kesah, tapi apa jadinya kalau sahabat kita melihat kita sebagai saingannya.
Tentu saja, sebenarnya pasti kita dan sahabat pernah bersaing atau bertaruh suatu hal untuk seru-seruan.
Hal ini biasanya hanya untuk bersenang-senang dan cuma bisa menyangkut hal yang remeh-temeh, ya.
Tapi, gimana jadinya kalo sahabat kita ternyata selalu semangat untuk melakukan persaingan atau taruhan?
Bisa saja kita enggak menyadari kalau ternyata sahabat kita memandang kita sebagai saingannya, sampai kita merasa ada sesuatu yang aneh.
Sahabat kita pasti juga punya maksud dan egonya tersendiri menjadikan kita sebagai saingan atau acuan dia.
Baca Juga: Jangan Bingung! Ini Tanda Kalau Kita Jatuh Cinta sama Sahabat Sendiri!
Karena hal ini lama kelamaan akan menyebabkan persaingan yang cukup alot antara kita dan sahabat kita.
Bagaimana caranya mengetahui bahwa sahabat kita menganggap kita saingan?
Sahabat Sering "ngegocek" Kesuksesan Kita
Kita mungkin enggak sadar kalau ternyata sahabat kita sendiri yang "menggocek" kesuksesan kita.
Salah satunya dengan cara dia enggak pernah yakin kalau kita bisa melakukan sesuatu atau berpikir kalau kita enggak bisa sukses.
Secara psikologis, kita akan sadar atau enggak sadar melakukan apa yang kita pikirkan benar. Makanya biasanya kita butuh dukungan dari orang terdekat.
Bila sahabat kita mulai meragukan kita, kita juga akan meragukan diri sendiri.
Dengan perlahan, kesuksesan kita akan menjauh karena kita sibuk meragukan diri akibat masukan dari sahabat kita.
Enggak cuma bisa meragukan aja, sahabat yang menganggap kita saingannya akan berusaha untuk mengalihkan tujuan hidup kita, lho.
Sahabat Kita Merasa Senang Bila Kita Terpuruk
Kita tentu saja pernah mengalami masa sulit. Enggak semua hal yang kita rencanakan akan berhasil.
Saat-saat seperti inilah, kita membutuhkan dukungan dari sahabat kita.
Jika tiba-tiba sahabat kita menjadi terlalu semangat dengan cerita kegagalan kita, maka hal ini patut dipertanyakan.
Sahabat kita ini bisa saja tersenyum diam-diam saat kita sedang dalam perasan kalut dan sedih.
Baca Juga: Jangan Jadi Toxic! Lakukan Ini Kalau Kita Merasa Iri Pada Sahabat
Sahabat Selalu Meniru Kita
Jika sahabat kita selalu meniru kita, maka hal ini harus menjadi pertanyaan besar, apakah dia terinspirasi dari kita atau ingin menjadi kita?
Meniru yang dibicarakan di sini bisa dalam segala aspek, mulai dari pakaian, hobi, cara berbicara, cara berbagi pesan, bahkan sampai cara kita belajar.
Karena pada dasarnya setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda yang bisa membuat seseorang berbeda satu dangan yang lainnya.
Akan sangat mencurigakan kalau sahabat kita terlalu mirip dengan kita sampai kita bisa melihat diri kita di orang lain.
Kalau sudah seperti ini, kita sudah enggak bisa menyangkal lagi sahabat kita sebenarnya menganggap kita saingannya dan ingin menjadi seperti kita.
Bahkan, sahabat kita bisa saja enggak pernah memuji kita, tapi tiba-tiba terlihat mirip dengan kita.
Sahabat Kita Selalu Kepoin Kita
Sahabat kita selalu bertanya apa yang kita lakukan dan yang akan kita lakukan.
Kalau bertanya sekali-kali, ini adalah cara sahabat untuk memperlihatkan perhatiannya pada kita.
Namun, jika ditanyakan berulang kali sampai apa rencana panjang kita secara mendetail, maka perlu dipertanyakan maksud dan tujuannya.
Dia bisa saja sedang memata-matai kita dan pengin tahu perkembangan kita.
Hal ini bisa jadi karena dia takut merasa tertinggal.
Baca Juga: Masih Pandemi, Lakukan 5 Kegiatan Ngabuburit Online Seru Ini Bareng Sahabat!
Sering Mengungkit Kelemahan Kita
Semua orang pasti punya kelemahan ya, girls.
Sebisa mungkin kita akan menutupi segala kelemahan kita supaya enggak jadi bumerang.
Setelah kita menutupi kelemahan kita, akan menyebalkan kalau sahabat kita sendiri yang membeberkan dan terus mengungkit kelemahan kita.
Ini bisa jadi salah satu cara sahabat kita untuk merasa lebih baik dari kita.
Tapi perlakuan ini akan membuat kita minder.
Hati-hati, ya.
(*)
Source | : | Boldsky |
Penulis | : | Monika Perangin |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR