Fyi, enggak semua cahaya biru yang ada berbahaya bagi mata.
Malah, kita juga membutuhkan sejumlah cahaya biru untuk mengatur ritme sirkadian normal, meningkatkan kewaspadaan dan memori, dan mencegah perkembangan miopia.
Sementara itu, kekurangan cahaya biru akan membuat perubahan seperti depresi di otak.
Baca Juga: Bahaya Cahaya Biru Berlebihan dari Gadget dan LED, Dapat Merusak Mata!
Jangan Berlebihan
Nah, yang harus kita khawatirkan adalah eksposur yang berlebihan dan berkepanjangan.
Karena retina kita enggak dapat memblokir cahaya biru sama sekali, dibutuhkan lensa dan layar khusus.
Cahaya biru menempati panjang gelombang 400-490 nm, dan warna kuning lensa penghalang cahaya biru menyaring panjang gelombang kurang dari 450 nm, sehingga mata lebih nyaman saat melihat perangkat digital untuk waktu yang lama.
Dampak paparan sinar biru dalam waktu lama adalah memengaruhi keluarnya hormon melatonin di malam hari dan mengganggu siklus tidur normal kita.
Oleh karena itu, sebaiknya kita kurangi penggunaan perangkat elektronik terutama pada malam hari agar tidur lebih nyenyak.
Gangguan ritme sirkadian alami, yakni proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur-bangun yang diulangi kira-kira setiap 24 jam, dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR