Setiap pengguna yang telah menyelesaikan kelas jugaakan mendapatkan portofolio hasil pelatihan yang telah dievaluasi oleh fasilitator Guru Binar.
Selain pelatihan, bentuk pengembangan karir lainnya yang dapat diakses oleh para pendidik adalah Program Menulis Bersama, Program Penelitan Bersama, dan Program Bootcamp yang merupakan sebuah program persiapan pengembangan konten dan pengembangan diri sebagai fasilitator atau trainer.
Pelatihan Kepada 20.000 Pengguna
Dulunya bernama LenteraEdu (Learn, Teach, Accelerate on Education), pelantar ini berganti nama menjadi Guru Binar dan resmi diluncurkan pada Oktober 2020.
Pelantar ini juga telah memberikan pelatihan kepada kurang-lebih 20.000 pengguna di tahun pertamanya, lho!
Nama Guru Binar sendiri dimaksudkan agar dapat mencerminkan guru yang antusias, kreatif, adaptif, dan menjadi pembelajar yang senantiasa berkontribusi dalam sebuah komunitas profesional yang saling mendukung.
Baca Juga: Kuota Belajar Dihentikan Mei 2021, Sambut Gelombang Vaksin Guru dan Pengajar
Solusi Media Belajar Adaptif dan Kreatif
Guru Binar diharapkan dapat menjadi solusi terhadap keterbatasan akses pelatihan, sekaligus jadi media belajar yang adaptif dan kreatif andalan guru di Indonesia.
"Melalui Guru Binar, kami tidak hanya berupaya untuk memberikan akses pengembangan diri berkualitas seluas-luasnya kepada para pendidik, namun juga kami membangun komunitas pembelajar yang saling belajar, berbagi, dan mendukung,” ujar Juliana, Head of Program and Development Putera Sampoerna Foundation.
Sementara itu, salah satu pengguna Guru Binar, Lia Waliah, S.Pd.I., mengaku pelatihan di Guru Binar telah sangat membantunya dalam menggali potensi dan mengembangkan kemampuan sebagai guru.