CewekBanget.ID - Telur memang memiliki banyak manfaat bagi tubuh berkat nutrisi yang terdapat di dalamnya.
Fyi, bagian kuning dan putih telur mengandung protein, vitamin, dan mineral; selain itu, putih telur juga dapat meningkatkan massa otot berkat kandungan protein yang tinggi.
Tapi rupanya ada beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi kalau kita mengonsumsi terlalu banyak putih telur, nih!
Baca Juga: Hilangkan Komedo dengan Putih Telur dan 4 Bahan Alami Ini. Cobain!
Alergi
Konsumsi putih telur berlebih dapat menimbulkan reaksi alergi, khususnya pada anak-anak, dengan gejala berupa gatal, ruam, hidung mengeluarkan ingus dan gatal, serta mata berair.
Meski kasusnya jarang, reaksi alergi bisa menimbulkan syok anafilaktik (anaphylactic shock) dan reaksi alergi mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis.
Kemudian tenggorokan dan wajah membengkak, bahkan bisa berakhir dengan kematian.
Salah satu alasan kita enggak boleh mengonsumsi telur dalam keadaan setengah matang atau mentah adalah demi menghindari risiko keracunan bakteri Salmonella.
Salmonella menimbulkan masalah pada pencernaan; pada sebagian orang, gejalanya bisa berupa diare, demam, dan kram perut dalam 72 jam.
Tapi gejala tersebut sebetulnya dapat hilang tanpa perlu pengobatan khusus apabila kita memiliki daya tahan tubuh yang bagus, kok.
Selain risiko infeksi Salmonella, konsumsi telur mentah bisa mengurangi penyerapan biotin atau vitamin B7 yang terdapat dalam berbagai macam makanan.
Vitamin ini berperan dalam pertumbuhan dan kesehatan kulit, rambut, mata, ginjal dan sistem saraf, serta berfungsi dalam pembentukan energi.
Di sisi lain, putih telur mentah mengandung protein avidin yang bisa menghentikan penyerapan biotin tubuh.
Baca Juga: DIY Masker Pisang & Putih Telur Biar Kulit Sensitif Terlihat Glowing!
Protein bagus untuk tubuh, tetapi asupan protein sebaiknya sesuai takaran harian, ya!
Asupan berlebihan malah menimbulkan masalah kesehatan terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan ginjal.
Protein berlebih bisa menimbulkan terlalu banyak residu pada darah sehingga ginjal harus lebih bekerja keras untuk membersihkannya.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR