Contoh Rape Culture
Sebetulnya ada banyak banget contoh rape culture yang marak terjadi, bahkan bisa jadi dilakukan oleh cewek meskipun pada kenyataannya kebanyakan korban pelecehan dan kekerasan seksual adalah cewek juga.
Salah satunya yang cukup sering terjadi adalah victim blaming atau menyalahkan korban atas kejadian yang menimpanya, misalnya dengan menuduh kalau hal itu terjadi gara-gara pakaian, bentuk tubuh, atau perilaku korban.
Selain itu, candaan yang mengarah pada topik seksual dan melibatkan orang lain tanpa consent juga termasuk dalam jenis rape culture.
Memaklumi perilaku pelecehan dan kekerasan seksual atas alasan apapun, misalnya dengan berdalih kalau cowok wajar melecehkan cewek, serta meremehkan laporan berbagai bentuk pelecehan seksual seperti tuduhan perkosaan yang dilakukan seseorang juga termasuk rape culture, lho.
Sadar atau enggak, mungkin ada beberapa perilaku rape culture yang masih kita lakukan sampai saat ini.
Kalau kita sudah menyadari letak kesalahannya, segera berubah, yuk! Pasalnya, budaya ini salah banget dan bakal sangat merugikan korban.
Bahaya Rape Culture Bagi Korban
Kebiasaan menerapkan rape culture dan victim blaming dapat menyudutkan korban dan membuatnya ragu atau takut untuk melaporkan kejadian yang dialaminya.
Apa lagi kalau orang-orang enggak menganggap serius laporan tersebut dan malah mengolok-olok korban atau mengatakan bahwa dirinya seharusnya enggak memancing pelaku berbuat seperti itu.
Pada akhirnya, bukan hanya luka fisik yang mungkin diderita korban, tetapi juga mental.
Ini juga berarti kita turut menyalahkan korban atas hal yang terjadi bukan karena kesalahannya.
Kemudian korban akan semakin merasa enggak nyaman dan terancam karena hidupnya enggak dapat sebebas pelaku, yang aksinya didukung oleh rape culture ini.
Baca Juga: Kasus Kris Wu Makin Runyam, Dua Aktris Cina Ini Ikut Beri Kesaksian
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR