Sehingga Indonesia diminta untuk menyerahkan revisi Penilaian Dampak Lingkungan (EIA) terbaru dan dikirim kembali pada IUCN, untuk sekarang ini.
Sampai sekarang IUCN masih belum mendapatkan dokumen EIA yang diminta.
Baca Juga: Lahan Savana di Gili Lawa, Mengalami Kebakaran! Ini Infonya!
Hal lain yang disoroti oleh UNESCO adalah adanya laporan yang menyebut pemerintah Indonesia menargetkan 500.000 tiap tahunnya, setelah pembangunan selesai.
Angka itu dua kali lebih besar dari pada kunjungan sebelum adanya pandemi COVID-19 melanda.
UNESCO dan berbagai pihak lain menghawatirkan dampak yang akan timbul dari rencana tersebut.
Menurutmu gimana girls? Apakah pembangunan proyek tersebut baik atau justru buruk untuk kemajuan pariwisata Indonesia?
(*)
Penulis | : | Tiara Harum Pramesti |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR