CewekBanget.ID - Majalah INTISARI, salah satu pelopor yang kini sudah berusia 58 tahun.
Membahas tentang majalah INTISARI tentunya enggak bisa dilepaskan dari sosok kedua pendiri INTISARI dan perjalanan panjangnya, hingga bisa bertahan sampai saat ini.
Baca Juga: Nuca: Kalau yang Mengulik Urusan Pribadi Namanya Bukan Fans!
Perjalanan Majalah INTISARI
Bukan kebetulan apabila pendiri INTISARI memiliki banyak kesamaan misi.
Jakob Oetama dan Petrus Kanisius Ojong mendambakan akses informasi yang mencerahkan masyarakat.
Baik Jakob dan Ojong, keduanya sama-sama memiliki latar belakang guru. Keduanya juga pendidik yang mumpuni, jurnalis yang idealis dan memiliki minat pada sejarah.
Jakob pernah menyusun buku profil biografi tokoh-tokoh nasional. Sementara, seri buku Perang Dunia Kedua karya Ojong pun masih terus diminati hingga hari ini.
Berangkat dari itu, keduanya pun sepakat untuk menerbitkan media bergaya cerita manusia, bukan renungan atau opini belaka.
Baca Juga: Nuca: Kalau yang Mengulik Urusan Pribadi Namanya Bukan Fans!
Bulan Agustus ini, 58 tahun silam, majalah INTISARI terbit pertama kalinya tepat pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia.
Awalnya, majalah mungil ini terbit monokrom dan tanpa sampul, girls. Tebalnya, 128 halaman, dicetak sebanyak 10.000 eksemplar dan ludes!
Harga edisi perdana majalah INTISARI saat ini Rp60 untuk Jakarta dan sekitarnya, dan Rp65 untuk luar kota.
Dilansir dari Intisari.grid.id, ternyata pada beberapa edisi awal, harga itu sudah termasuk sumbangan pembangunan Tugu Monumen Nasional (Monas), lho!
Yup! bisa dibilang para pembaca senior majalah ini turut berpartisipasi dalam pembangunan monumen kebanggaan Indonesia tersebut. Bangga!
Baca Juga: Fashion Serasi ala Wapres Ma'ruf Amin dan Istri Saat Upacara HUT RI 2021 di Istana
Wajah Baru Majalah INTISARI
Sejak April tahun ini, INTISARI mengajak pembaca untuk melihat kembali histori, biografi, dan tradisi yang dikemas lebih populer dengan sudut pandang minat insani.
Histori, Kisah bergenre sejarah populer tentang peristiwa atau kejadian masa silam tetapi selalu dikaitkan dengan situasi kininya.
Biografi, Tokoh segala bidang yang menginspirasi Indonesia, atau pemikiran atau karyanya memengaruhi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Tradisi, penjelajahan budaya dari gastronomi sampai candi, sebagai kecerlangan Nusantara. Pelestarian kesenian atau tradisi yang nyaris punah, dan seni sebagai bagian keseharian masyarakat.
Baca Juga: Debut Akting, Billy Porter Nilai Akting Camila Cabello di Cinderella. Buruk?
Misinya, menemukan kembali keasyikan sebagai manusia Indonesia melalui kisah berlatar sejarah dan budaya.
Mengikuti perkembangan zaman, kisah itu akan hadir melalui berbagai platform, baik majalah, web, maupun media sosial.
Terus berinovasi, kini setiap bulan majalah INTISARI menyajikan ‘edisi khusus’, lho!
Setiap bulan sajian kisah-kisahnya bertumpu pada cerita di balik sampul, enggak hanya menyajikan cerita fakta, tapi juga bertumpu pada narasi manusianya.
Beragam peristiwa yang terjadi hari ini memang enggak terlepas dari peristiwa dan pelakunya pada masa silam.
Baca Juga: Profil Ardelia Muthia Zahwa, Pembawa Baki Upacara Peringatan HUT RI di Istana Negara
Sepanjang tahun ini, INTISARI mengajak para pembacanya untuk tetap bersemangat dalam #KitaDigdaya.
Aktivitas di media sosial ini mengungkap kembali kejeniusan sejarah dan budaya kita, dengan tujuan untuk kembali membangun kepercayaan diri dan kebesaran jiwa untuk bangkit dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Harapan Sang Pelopor
Di usianya yang sudah 58 tahun ini, segenap redaksi majalh INTISARI pun berharap semua sajian yang mereka sajikan mampu membangkitkan kembali daya literasi Indonesia.
Berharap terdapat perubahan pemahaman tentang kebinekaan—budaya, manusia, dan bentang alam—sehingga kita lebih mengenali riwayat yang membentuk Indonesia.
Tidak lupa, terucap juga harapan tentang pemahaman kita yang lebih baik dalam memandang isu-isu global, yang sejatinya turut memengaruhi kehidupan di Indonesia.
Kini, INTISARI menjadi salah satu media nasional tertua di Indonesia.
Yup! sudah lebih dari tiga dekade silam, Jakob Oetama pernah menerawang tentang media-media yang mampu bertahan hidup dalam Perspektif Pers Indonesia.
Baca Juga: Pertama Kali Patah Hati Pas SMA, Kevin Hugo: Berpisah untuk Berkembang
"Kata kunci di sini adalah bahwa media cetak bertahan hidup bahkan akan tetap berkembang sekalipun menghadapi saingan media elektronis,” ungkap Pak Jo.
“asalkan tanggap akan perubahan dan mampu menyesuaikan serta menguasai perubahan. Inovasi dan adaptasi!” lanjutnya.
Berhasil menembus lorong waktu, selamat ulang tahun ke-58 INTISARI dan KG Media!
Dirgahayu dan terus menginspirasi karena bersama #KitaDigdaya untuk Negeri!
(*)
Pertama di Indonesia, Wardah Hadirkan Skincare dengan Retinol Microcapsule dan Ceramide Actosome
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR