CewekBanget.ID - Setelah negara Afghanistan direbut oleh kelompok Taliban, beragam aturan baru akan ditetapkan sebagai bentuk dari pergeseran pemerintahan.
Nasib kaum perempuan di Afghanistan pun tak urung jadi sorotan, terutama soal hak yang akan mereka dapatkan.
Kabar terbaru menyebut, militer Taliban berjanji akan berikan kebebasan atas hak wanita Afghanistan di bawah pemerintahannya, tapi dengan syarat.
Baca Juga: Usai Kontroversi Lirik Menyinggung Agama Islam, Jay Park Minta Maaf
Dilansir dari Kompas.com, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, pada konferensi pers mengatakan perempuan Afghanistan akan bebas bekerja dalam pemerintahan yang dibangun kelompoknya.
"Kami akan mengizinkan perempuan untuk bekerja dan belajar dalam kerangka kerja kami," ucap Mujahid.
Kerangka yang dimaksudkan adalah hukum islam, serta syarat yang diajukan oleh kelompok Taliban itu.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Film Bertema Perjuangan Indonesia Lawan Penjajah
Juru bicara juga mengatakan, jika perempuan akan punya peran penting di pemerintahan baru era Taliban.
Namun tak ada penjelasan detail mengenai aturan pakaian yang diterapkan untuk perempuan nantinya.
Serta peran apa yang sekiranya bakal diberikan untuk perempuan Afghanistan sebagai bagian dari penyokong tatanan negara.
Yang jelas, Mujahid menambahkan jika mereka enggan membuat musuh lagi baik dengan eksternal maupun internal.
"Kami tidak menginginkan musuh internal atau eksternal," kata Mujahid seperti dikutip dari Reuters.
Pasalnya jika menilik dari sejarah, pemerintahan yang dipegang Taliban saat 1996 hingga 2001, Taliban membuat aturan yang lebih banyak merugikan kaum perempuan.
Perempuan Afghanistan waktu itu diwajibkan mengenakan burka, pakaian yang menutupi seluruh tubuh.
Anak perempuan usia 10 tahun ke atas dilarang pergi ke sekolah untuk mendapatkan pendidikan.
Banyak kekhawatiran muncul baik dari negara lain maupun badan perdamaian dunia PBB.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB bakal adakan sesi khusus di Jenewa minggu depan, untuk mengatasi masalah hak asasi manusia, setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.
Termasuk membahas soal kedudukan dan hak asasi perempuan di sana.
(*)
Penulis | : | Tiara Harum Pramesti |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR