Maria Ulfah pun mulai semakin menyuarakan cita-citanya untuk memperbaiki nasib perempuan pada Kongres Perempuan II tahun 1935 di Jakarta.
Seperti dilansir dari Kompas.com, dalam kongres tersebut Maria mengusulkan pembentukan suatu biro konsultasi perkawinan guna melindungi wanita yang telah menikah.
Akhirnya pada 1937, biro itu pun didirikan. Yup! biro inilah yang menjadi cikal bakal BP4 (Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian).
Menyusul kemudian biro yang dinamakan Komisi Perlindungan Kaum Perempuan dan Anak Indonesia (KPKPAI) pada 1939 yang kemudian diubah menjadi Badan Perlindungan Perlindungan Indonesia (BPPI) pada Kongres Perempuan III.
Baca Juga: Menyeimbangkan Karier dan Pendidikan, Prilly Latuconsina Lulus Kuliah!
Menjadi menteri perempuan pertama Indonesia
Sempat menjadi guru sekolah Muhammadiyah di,Jakarta, Maria kemudian ditunjuk menjadi Menteri Sosial di era Sjahrir.
Penunjukan Maria untuk membantu pengurusan pengembalian tawanan interniran, yang terdiri dari Belanda, Perancis dan keturunan Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, "karena itu, Bung Sjahrir yang menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri RI mendesak saya menerima jabatan itu," kata Maria dalam Harian Kompas, 21 Desember 1980.
Penujukan dan kesediaan Maria Ulfah menerima jabatan itu pun menjadikannya sebagai menteri perempuan pertama Indonesia.
Baca Juga: Jadi Sarjana Lulusan Amerika Tanpa Tinggalkan Tanah Air, Ini Caranya!
Namun, setelah menjalani perawatan akibat penyakit bronkitis, asma dan lambung berdarah, Maria Ulfah diketahui meninggal dunia pada 15 April 1988 di usia 76 tahun.
Selamat jalan Maria Ulfah, jasa dan perjuanganmu akan selalu kami kenang.
(*)
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR