Tentara Taliban tersebut menyuruh mereka tinggal di rumah karena mereka adalah perempuan.
"Anda adalah stasiun radio milik pribadi. Anda dapat melanjutkan, tetapi tanpa suara wanita dan tanpa musik," curhat salah satu pemilik stasiun radio di Afghanistan kepada RSF.
Diketahui beberapa jurnalis perempuan telah meninggalkan Afghanistan, salah satunya Beheshta Arghand, yang membuat sejarah dengan mewawancarai perwakilan Taliban Mawlawi Abdulhaq Hemad secara langsung di stasiun TV lokal TOLO News.
Baca Juga: Poster & Foto Perempuan di Tembok Afghanistan Sengaja Dirusak Taliban
Sebelumnya, pada bulan Agustus lalu, Taliban berjanji akan menghormati kebebasan pers dan bahwa perempuan akan dapat segera kembali bekerja, tetapi RSF mengatakan belum ada tindakan sesuai dengan yang dijanjikan.
Artikel Ini Sudah Tayang di Parapuan.co dengan Judul, "Nasib Sedih Para Jurnalis Perempuan Afghanistan dalam Kuasa Taliban."
(*)
Source | : | parapuan.co |
Penulis | : | None |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR